Kamis, 31 Desember 2015

DERAJAT PANGKAT KEWALIAN


1. Qutub Atau Ghaus - 1 Abad 1 orang.
Al-Aqtab berasal dari kata tunggal Al-Qutub yang mempunyai arti penghulu. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Al-Aqtab adalah pangkat kewalian yang tertinggi. Jumlah wali yang mempunyai pangkat tersebut hanya terbatas seorang saja untuk setiap masanya.

Rabu, 23 Desember 2015

Malam Maulid

Telah disebutkan bahwa sesungguhnya pada bulan ke sembilan kehamilan Sayyidah Aminah (Rabiul Awwal) saat hari-hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad S.A.W sudah semakin mendekati, Allah S.W.T semakin melimpahkan bermacam anugerahNya kepada Sayyidah Aminah mulai tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Rabiul Awwal malam kelahiran Al-Musthofa Muhammad S.A.W.

Sabtu, 19 Desember 2015

100 KEUTAMAAN ROSULULLAH SAW

Al-Imam Jakfar Shadiq RA berkata :
"Saya tidak ingin seseorang meninggal dunia sementara ia belum mengetahui sebagian perilaku Rasulullah Saw."
1. Ketika berjalan, beliau berjalan secara pelan-pelan dan wibawa.
2. Ketika berjalan, beliau tidak menyeret langkah kakinya.
3. Pandangan beliau selalu mengarah ke bawah.
4. Beliau senantiasa mengawali salam kepada siapa saja yang dilihatnya... tidak ada seorangpun yang mendahuluinya dalam mengucapkan salam.

Kamis, 17 Desember 2015

Maulid Nabi Muhammad SAW Ala Shahabat

Berikut contoh amalan shohabat berkenaan dg dzikroyaat maulid Nabi SAW
Sunnah Sahabat dlm Maulid Nabi
Majelis Sahabat dalam mensyukuri keberadaan Nabi sebagai nikmat yang Allah berikan kepada mereke (Dalil majelis sejenis Maulid Nabi SAW)

Kamis, 10 Desember 2015

Hukum Menyiram Air di Atas Kubur

Disebutkan didalam kitab Nihayah al Zain hal 154, imam Nawawi al Bantani berkata,
ويندب رشّ القبر بماءبارد، تفاؤﻻببرودة المضجع، وﻻبأس بقليل من ماءالورد، لأنّ الملا ئكة تحبّ الرّائحة الطّيّبة
" Disunnahkan untuk menyiram kuburan dengar air yang dingin. Perbuatan ini dilakukan dengan pengharapan dengan dinginnya tempat kembali (kuburan) dan juga tidak apa-apa menyiram kuburan dengan sedikit air mawar, karena malaikat suka pada aroma harum."

Sabtu, 05 Desember 2015

SAHABAT NABI TIDAK MELAKUKAN PERINGATAN MAULID NAB, KENAPA KITA SAAT INI JUSTRU MELAKUKANNYA?

Semua Ummat Islam yakin seyakin-yakinnya, Bahwa Para Sahabat adalah sekelompok manusia2 mulya yg tak diragukan CINTA mereka kepada Nabi Muhammad SAW!
Lalu knapa kita saat ini justru melakukan MAULID NABI, padahal Sahabat tidak melakukannya.
(koreksi ana, kalau memang ada riwayat bahwa Sahabat Nabi ada yg melakukannya)

Rabu, 25 November 2015

DZIKRUL MAUT

Alkisah seorang sahabat bernama Sya’ban RA. Ia adalah seorang sahabat yang tidak menonjol dibandingkan sahabat –sahabat yang lain.
Ada suatu kebiasaan unik dari beliau, yaitu setiap masuk masjid sebelum sholat berjamaah dimulai dia selalu beriktikaf di pojok depan masjid.
Dia mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah senderan atau tidur, namun karena tidak mau mengganggu orang lain dan tak mau terganggu oleh orang lain dalam beribadah.

Jumat, 13 November 2015

KAJIAN MAKNA "KULL" (كل) DALAM HADITS TENTANG BID'AH

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَ لَةٍ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ
“Setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu masuk neraka”.
Dengan membandingkan hadist tersebut serta QS Al Kahfi: 79 yg sama2 dihukumkan ke kullu majmu' akan kita dapati sebagai berikut:

Senin, 02 November 2015

KEAJAIBAN SHALAWAT NABI MENURUT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI



Dalam kitab As-Safinah al-Qadiriyah disebutkan:“Sayyid Muhammad bin Umar Al-Qashri dalam kitab Manha al-minat fi at-Ta’nis bi as-Sunnah mengatakan: “Membaca shalawat atas Nabi saw adalah sebuah keharusan bagi seorang salik di awal perjalanan spiritualnya, dan terus menerus membaca shalawat baik siang maupun malam. Shalawat dapat menjadi penolongnya selama menempuh perjalanan spiritual dan mencari kedekatan dengan Allah Swt dibandingkan dengan macam-macam dzikir yang lain…”
Imam Al-Qasthalani dalam kitab Masalik al-Hanfa menuliskan : “Ketahuilah, tidak mungkin mampu mencontoh perbuatan dan akhlak Nabi Saw kecuali dengan usaha keras, tidak mungkin mau berusaha dengan keras kecuali sangat cinta kepada Nabi Saw, dan tidak mungkin cinta mati kepada Nabi Saw kecuali dengan cara memperbanyak bacaan shalawat. Sebab, barang siapa yang suka pada sesuatu, maka dia akan sering menyebut-nyebutnya. Karenanya, bagi seorang salik mesti memulai jalan spiritualnya dengan memperbanyak bacaan shalawat atas Nabi Muhammad saw.
Mengingat bacaan shalawat menyimpan keajaiban-keajaiban luar biasa dalam rangka pembersihan jiwa dan penerangan batin, di samping masih banyak lagi rahasia-rahasia dan faedah-faedah yang tidak mungkin dihitung oleh angka dan bilangan. Seorang salik perlu memiliki hati ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah ketika membaca shalawat atas Nabi Saw, sehingga dia mampu memetik buah shalawat dan barakah-nya yang bertebaran. Shalawat di sepanjang perjalanan mencari Tuhan bagaikan lampu penerang yang dapat menjadi hidayah yang dibutuhkan. Barangsiapa yang menghiasi hatinya dengan lampu shalawat, maka dia akan mampu melihat segala hakikat tauhid berkat cahaya terang shalawat tersebut.”
Al-Qadhi Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah Al-Husaini r.a berkata,”Ibnu ‘Atha’ berkata : ‘Doa memiliki rukun-rukun tertentu, sayap-sayap, sebab-sebab, dan waktu-waktu khusus. Jika memenuhi rukun-rukunnya doa itu akan menjadi kuat, jika ia memiliki sayap-sayap ia akan terbang ke langit, jika tepat waktunya ia berjalan terus. Dan jika memenuhi sebab-sebab, doa itu akan terkabulkan. Rukun-rukun doa adalah hati yang khusyuk, konsentrasi, lembut, pasrah diri, bergantung sepenuhnya kepada Allah, dan melepaskan diri dari ketergantungan kepada faktor apapun. Sayap-sayap doa adalah ketulusan dan kejujuran. Waktu berdoa adalah di malam hari. Sebab-sebabnya adalah membacakan shalawat atas Nabi Saw.”
Dalam kitab Al-Ausath, Ath-Thabrani meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,”Semua doa tertolak, kecuali dia membaca shalawat untuk Muhammad dan keluarganya.” Dan Ali bin Abu Thalib r.a berkata,”Setiap doa pasti terhalangi oleh sebuah tabir antara pemohon doa dan Allah. Kecuali orang itu membaca shalawat, maka tabir itu akan terbakar, dan doa itu pun bisa menembusnya. Jika orang itu tidak membaca shalawat, maka doanya akan terpental.”
Dalam Asy-Syifa, Ibnu Mas’ud r.a berkata,”Jika di antara kalian ada yang mengharapkan sesuatu dari Allah, maka hendaklah memulai doanya dengan puja dan puji kepada-Nya, disusul dengan membaca shalawat atas Nabi-Nya, baru kemudian menyampaikan hajatnya. Yang demikian ini lebih berpeluang besar untuk terkabulkan.”
Kesimpulannya, shalawat dapat mendatangkan pencerahan, rahasia, membersihkan batin dari segala jenis kotoran; yang mesti dibaca oleh para pemula, orang-orang yang memiliki banyak hajat, dan orang-orang yang sudah mencapai puncak perjuangan. Salik thalib, murid muqarrib, dan arif washil, mereka semua sama-sama membutuhkan shalawat.
Seorang thalib membutuhkan shalawat untuk peningkatan diri; seorang murid untuk bimbingan diri; dan seorang arif membutuhkan shalawat untuk membuatnya fana‘. Dalam hal ini, shalawat dibutuhkan seorang salik untuk membantunya dalam menempuh perjalanan atau suluk, shalawat dibutuhkan oleh murid untuk menghilangkan keraguan dalam dirinya, dan dibutuhkan oleh ‘arif untuk berkata begini : “Inilah Engkau, Raja-Diraja.” Shalawat membuat seorang salik mencintai amal perbuatan, membuat seorang murid meraih ahwal, dan membuat seorang ‘arif semakin kokoh berpijak pada maqam al-Inzal.
Selain itu, shalawat menjadikan seorang salik mendapatkan cahaya, shalawat membuat seorang murid memperoleh ‘ibarah, dan shalawat membuat penyaksian seorang ‘arif semakin bertambah; atau shalawat membuat seorang salik mampu berjalan, membuat seorang murid dipancari sinar-sinar, dan membuat seorang ‘arif semakin mesra dalam perjumpaan (bersama Allah); atau boleh jadi, shalawat membuat seorang salik memperoleh cahaya yang berlipat-lipat, membuat seorang murid dicurahi rahasia-rahasia gaib, dan membuat seorang ‘arif merasa tak ada bedanya antara siang dan malam; atau boleh dikatakan bahwa shalawat membuat seorang salik semakin bersemangat, menjaga seorang murid dari kemunduran dalam beramal, dan menjadikan seorang ‘arif semakin sederhana dalam berakhlak; atau, shalawat membuat seorang salik semakin mantap, membuat seorang murid sampai pada dunia gaib Al-Malakut.
Dapat pula dikatakan bahwa shalawat membuat seorang salik ingin merasakan nikmatnya perjumpaan, menjanjikan seorang murid dengan perjumpaan itu sendiri, dan membuat seorang ‘arif semakin yakin dan nyata dalam perjumpaannya.”
Sumber : Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam As-Safinah Al-Qadiriyyah via Tasawuf Underground

Rabu, 28 Oktober 2015

BELAJAR DARI KATA-KATA HIKMAH IMAM AS-SYAFIE

"Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan."
- (Imam asSyafie)

"Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafannya sedang ditenun".
- (Imam asSyafie)

Sabtu, 24 Oktober 2015

Cinta Menurut Al-Qur'an

“Man ahabba syai’an fa huwa `abduhu”
Barang siapa yang mencintai sesuatu pasti dia akan diperbudak olehnya.
Berikut ini pembahasan arti cinta menurut Al-Qur’an :
Menurut hadits Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya.
“Man ahabba syai’an katsuro dzikruhu”
kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya.
“Man ahabba syai’an fa huwa `abduhu”. Kata Nabi juga.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Tentang Sunnah Memakai Kemenyan

INI HADIST YG MEMPERBOLEHKAN MEMBAKAR DUPA ATAU MENYAN ;
Kemenyan dizaman Nabi dan Salafush Shaleh juga menjadi bagian dari beberapa ritual umat Islam. Nabi Muhammad SAW dan para Sahabat sendiri sangat menyukai wangi-wangian, baik yang berasal dari minyak wangi hingga kemenyan, sebagaimana disebutkan didalam berbagai hadits. Misalnya hadits shohih riwayat Imam Muslim dan Imam Al-Bukhari berikut ini :

Kamis, 15 Oktober 2015

Kesaksian Para Ulama Fiqih Tentang Tasawuf

Mereka yang menyebut tasawuf sebagai ajaran sesat atau bid’ah dan syirik adalah orang-orang yang tertutup hatinya terhadap kebenaran, mereka tidak mengikuti jejak-jejak para ulama kaum salaf yang menghormati dan mengikuti ajaran tasawuf Islam.

Selasa, 13 Oktober 2015

Sejarah Perumusan Kalender Hijriyah

Bisa dikatakan bahwa penanggalan Hijriyah yang banyak dikenal oleh kaum muslim itu adalah produk politik yang dikeluarkan semasa Sayyidina Umar menjabat khalifah. Dikatakan demikian karena memang motivasi terbentuknya penanggalan tersebut guna kelancaran system kenagaraan ketika itu.

Rabu, 30 September 2015

Tipe Wanita Yang Dihindari Menurut Imam Ghazali

Dalam Ihya’ Ulumiddin bab Adab Nikah, Imam Al Ghazali memberikan nasehat kepada laki-laki muslim agar tidak menikahi enam tipe wanita: al Annanah, al Mananah, al Hananah, al Haddaqah, al Barraqah, dan asy Syaddaqah. Siapa saja mereka? Berikut ini penjelasannya

Rabu, 23 September 2015

Manfaat Menghadiri Majelis Ilmu

Sayyid ‘Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur mengatakan bahwa Abu Laits ra berkata:
Barang siapa duduk bersama seorang yang berilmu meskipun tidak dapat memahami sedikit pun ilmu yang disampaikan, maka dia telah mendapat tujuh kemuliaan:

Minggu, 20 September 2015

Sunnah Nabi Muhammad SAW Menurut Para Ulama

Menurut Imam Asy-Syafi'iy, Sunnah Nabi mempunyai kedudukan yang sangat tinggi. Menurut beliau setiap hukum yang ditetapkan oleh Rasulullaah Muhammad SAW adalah dari pemahaman beliau terhadap Al-Qur'an. Selain kedua sumber tersebut, dalam mengambil suatu ketetapan hukum, Imam Asy-Syafi'iy juga menggunakan Ijma', Qiyas dan Istidlal (penalaran) sebagai dasar hukum Islam. Selain itu menurut Imam Asy-Syafi'iy, sunnah terbagi menjadi 3 bentuk : (a) Sunnah yang menjelaskan Nash Al-Qur'an, (b) Sunnah yang menjabarkan Nash Al-Qur'an yang bersifat global, dan (c) Sunnah yang menjelaskan sesuatu yang tidak disinggung dalam al-Qur'an.

Minggu, 13 September 2015

Tujuh Tingkatan Nafsu

Berikut tulisan Abdul Fattah Rashid Hamid, Ph.D., seorang psikolog muslim lulusan St. Louis University USA, dalam bukunya “Pengenalan Diri dan Dambaan Spiritual” menyebutkan bahwa perjalanan setiap individu dalam menuju kesempurnaan kepribadiannya akan melewati berbagai tingkatan kepribadian sebagai berikut :

Sabtu, 12 September 2015

Tipu Daya Salafi Wahabi Yang Gagal Paham

Pada poin ini, kita akan membahas tentang ungkapan-ungkapan kaum Salafi & Wahabi yang mengandung tipu daya dan telah banyak meyakinkan orang-orang awam agar mengikuti ajaran mereka. Ungkapan-ungkapan itu memang bukan ayat al-Qur'an maupun hadis, tetapi secara logika semata, ungkapan tersebut tidak bisa ditolak begitu saja, padahal bila dikaitkan dengan pembahasan-pembahasan sebelum ini maka semuanya akan tertolak mentah-mentah. Di antara ungkapan-ungkapan itu adalah:

Jumat, 11 September 2015

Berqurban Untuk Orang Yang Meninggal

Dalam Madzhab Syafi'i. Berqurban atas nama orang yang sudah meninggal hukumnya tidak sah, jikapun dilakukan maka hanya mendapatkan pahala shadaqah ( tidak mendapat pahala qurban) walau ada sebagian ulama dalam madzhab Syafi’i yang menghukumi sah berqurban untuk orang yang sudah meninggal walau tidak ada wasiat. Begitu juga berqurban atas nama orang lain yang masih hidup, maka diharuskan mendapatkan izin dari orang yang dimaksud.

Selasa, 08 September 2015

Tentang Yasinan

Yasinan adalah Bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan ada !,
Sungguh ini adalah logika yang keliru. bagaimana bisa engkau menghukumi orang yang membaca Al-Quran ( Yasin ) sebagai penghuni Neraka ? sedangkan engkau tau bahwa tidak ada satu pun ulama yang meragukan keutamaan membaca Al-Quran.

Kamis, 03 September 2015

Hikmah Mengenai "Rejeki"

Dikisahkan pada suatu hari Nabi Sulaiman ‘alayhis-salâm sedang duduk di pinggiran danau. Beberapa saat kemudian, ia melihat seekor semut membawa sebiji gandum. Nabi Sulaiman ‘alayhis-salâm pun terus memperhatikan semut itu, yang tengah menuju ke tepi danau. Tiba-tiba ada seekor katak yang keluar dari dalam air seraya membuka mulutnya. Entah bagaimana prosesnya, semut itu kemudian masuk ke dalam mulut katak. Kemudian, katak itu pun menyelam ke dasar danau dalam waktu yang cukup lama.

Selasa, 01 September 2015

Ummahatul Mukminin

Berikut nama-nama istri Rasulullah Saw, usia mereka dinikahi, usia Rasul menikahi, statusnya, kondisinya, serta alasan mengapa Rasul menikahinya.

Minggu, 23 Agustus 2015

Julukan Semar untuk Gus Dur

Almaghfurllah KH Chamim Jazuli (Gus Miek), tokoh sentral semaan Alquran Mantab, menyebut Gus Dur sebagai tokoh langka yang nyeleneh, kaya ide, dan mengabdikan sepenuh hidupnya untuk rakyat. Gus Miek menjuluki Gus Dur sebagai Semar, tokoh pewayangan berbadan tambun, berkulit hitam, perut buncit, dan berkuluk di kepala.
”Gus, panjenenangan kedah dados Semar. Indonesia butuh tokoh yang bisa menjadi pengayom dan melindungi segenap tumpah darah rakyat.” Begitu pesan Gus Miek berkali-kali setiap bertemu Gus Dur pada 1991-1992.
Saya sempat bertanya kepada Gus Miek, mengapa harus jadi Semar? Kan Gus Dur sudah menjadi ketua umum PB NU yang notabene adalah pemimpin umat yang mengabdikan diri untuk bangsa dan negara? 
Gus Miek menjawab, ”Gus Dur harus menjadi sesepuh bangsa, guru bangsa, bapak bangsa, pejuang rakyat jelata dan kaum tertindas. Gus Dur itu milik semua orang, bukan hanya warga NU. Karena itu, dia harus menjadi Semar.”
Filosofi Semar
Dari berbagai literatur, Semar digambarkan sebagai lambang dunia nyata, mahadewa di dunia bawah. Batara Guru itu mahadewa di dunia atas, penguasa kosmos. Batara Semar penguasa keos. Batara Guru penuh etiket sopan santun tingkat tinggi, Batara Semar sepenuhnya urakan.
Semar memiliki bentuk fisik yang sangat unik. Seolah-olah dia merupakan simbol penggambaran jagat raya. Tubuhnya yang bulat merupakan simbol bumi, tempat tinggal umat manusia dan makhluk lainnya.
Semar selalu tersenyum, tapi bermata sembap. Penggambaran itu merupakan simbol suka dan duka. Bentuk badan Semar juga paradoks, seperti perempuan tapi juga mirip lelaki, kombinasi ketegasan dan kelembutan. Semar adalah seorang hamba, rakyat jelata, buruk rupa, miskin, hitam legam.
Namun, di balik wujud lahir tersebut, tersimpan sifat-sifat mulia. Yakni, mengayomi, melayani umat tanpa pamrih, memecahkan masalah-masalah rumit, sabar, bijaksana, serta penuh humor. Semar adalah pengejawantahan ungkapan Jawa tentang kekuasaan, yakni ”manunggaling kawula-Gusti” (menyatunya hamba-raja).
Seorang pemimpin seharusnya menganut filsafat Semar. Pemimpin di Indonesia harus memadukan antara atas dan bawah, pemimpin dan yang dipimpin, yang diberi kekuasaan dan yang menjadi sasaran kekuasaan, serta kepentingan hukum negara dan kepentingan objek hukum.
Semar menghormati rakyat jelata lebih dari menghormati para dewa pemimpin itu. Semar tidak pernah mengentuti rakyat, tapi kerjanya membuang kentut ke arah para dewa yang telah salah bekerja menjalankan kewajibannya.
Semar itu hakikatnya di atas, tapi eksistensinya di bawah. Seorang pemimpin adalah sebuah paradoks (Kitab Hastabrata atau Delapan Ajaran Dewa). Dia majikan sekaligus pelayan, kaya tapi tidak terikat kekayaannya, tegas dalam keadilan untuk memutuskan mana yang benar dan mana yang salah, namun tetap berkasih sayang.
Ajaran tua tentang kekuasaan politik dimitoskan dalam diri Semar yang paradoks tersebut. Etika kekuasaan itu ada dalam diri tokoh Semar. Dia dewa tua, tapi menjadi hamba. Dia berkuasa, tapi melayani. Dia kasar di kalangan atas, tapi halus di kalangan bawah. Dia kaya raya penguasa semesta, tapi memilih memakan nasi sisa. Dia marah kalau kalangan atas bertindak tidak adil. Dia menyindir dalam bahasa metafora bila yang dilayani berbuat salah.
Tokoh Semar itulah yang mengejawantah ke diri Gus Dur sebagaimana yang diinginkan Gus Miek. Budayawan Dr Sindhunata dalam sebuah seminar di Jogjakarta (Kompas-Online, 1997) juga dengan sangat serius mengasosiasikan tokoh wayang Semar dengan Gus Dur, baik dari sikap-sikap politik maupun fisik.
Menjangkau Masa Depan
Gus Miek memang sejak lama bersahabat dengan Gus Dur, terutama ketika menjelang dan saat berlangsungnya Muktamar NU di Situbondo pada 1984. Bahkan juga dengan almaghfurlah KH Achmad Shiddiq, mantan rais aam PB NU. Saat Munas Ulama NU 1993, tiga tokoh yang juga dikenal sebagai waliyullah itu sering terlibat aktif berdiskusi soal masa depan bangsa.
Pemikiran spektakuler yang mereka hasilkan, antara lain, bentuk negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) sudah final dan tidak bisa diganggu gugat. Indonesia harus utuh menjadi negara kesatuan yang wajib dipertahankan eksistensinya oleh setiap muslim. Hasil ijtihad lainnya yang kemudian diputuskan dalam muktamar ke-27 NU adalah Pancasila sebagai satu-satunya asas, yang diikuti dengan kembalinya NU ke khitah 26.
Karena dianggap sukses memimpin NU pada masa peralihan, dari politik praktis menjadi jam’iyah diniyah, Gus Miek kemudian meminta agar Gus Dur menjadi pengayom bangsa. Kelak, kata Gus Miek, bangsa ini mengalami problem besar yang menyentuh seluruh sendi dan aspek kehidupan. Saat itu, diperlukan tokoh yang mampu membawa bangsa keluar dari kemelut multidimensional.
Diperlukan tokoh yang punya pikiran kritis dan cerdas untuk mencari solusi. Gus Dur dianggap mampu oleh Gus Miek seperti halnya Semar. Itu juga diakui Greg Barton. Pemikiran Gus Dur bisa merambah jalan menuju masa depan. Mungkin, Gus Dur masih baru meletakkan dasar-dasar pemikiran di bidang kenegaraan, demokrasi, HAM, keagamaan, dan sebagainya. Kitalah yang harus meneruskan pikiran-pikiran besar itu.
Sumber : Sholihin Hidayat

Jumat, 21 Agustus 2015

Bab Penambahan Kata "Sayyidina"


Pada acara Muktamar Muhammadiyah di Makasar terjadi keanehan yang membuat kita Isykal (penuh tanda tanya). Pasalnya mereka memperdebatkan MC yang mengucapkan lafadz "SAYYIDINA MUHAMMAD", bahkan beberapa tokoh saat diwawancarai jawabannya kurang memuaskan, nampaknya mereka tidak terbiasa mengucapkan penghormatan pada Kanjeng Nabi.
Saya ingin menjelaskan kebolehan mengucapkan lafadz "Sayyidina" pada Nabi Muhammad SAW, berikut selengkapnya :

Senin, 17 Agustus 2015

6 Wasiat Imam Ghazali

Suatu hari, Imam Al Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu sang Imam bertanya:
1. “Apa yang PALING DEKAT dengan diri kita di dunia ini ?”.
Murid-muridnya menjawab: “Orang tua, guru, kawan dan sahabatnya”.

Rabu, 12 Agustus 2015

NASIONALISME ADA DALILNYA

"Membela Nasionalisme tidak ada dalilnya, membela Islam ada dalilnya." Pendapat ini pernah menghebohkan jagad netizen dan sebagian warga netizen menganggapnya sebagai fatwa mutlak. Namun, ada beberapa masalah yang mesti dikaji terkait pernyataan itu:

Senin, 10 Agustus 2015

Qashidah Burdah, Pujian Bagi Sang Nabi

Banyak dari kita yg sudah tidak tau dan tidak mau tau lagi siapakah Gusti Kanjeng Nabi Muhammad Saw.Siapa nama ayah nabi, siapa nama anak-anak Nabi dan juga siapa nama istri-istri Nabi. 
Kalau dulu sebelum sholat anak-anak di ajarkan sholawatan bareng-barwng tentang sosok Kanjeng Nabi.

Minggu, 09 Agustus 2015

Kata-kata Imam Syafi'i Yang Sering Dipelintir Wahabi

Inilah beberapa Ucapan Imam Syafii Yang Sering Di Salah Fahami oleh kaum Wahabi si tanduk saitan minan najdi Pengikut madzhab hawa nafsu.
Seperti biasa, untuk mendukung dakwah jahilnya wahabi selalu menggunakan dalil-dalil atau perkataan Ulama yang sekiranya bisa "mendukung" atau "melegalkan" ajaran mereka, meskipun tidak nyambung dan lebih terkesan di paksakan. Tidak terkecuali ayat Al-Qur'an, tidak terkecuali Hadits, tidak terkecuali atsar sahabat tidak terkecuali ucapan para Imam Mazhab yang 4 pun terkena di seret semaunya.

Jumat, 07 Agustus 2015

20 Mutiara Hikmah Mbah KH. Maemun Zubair


1. Wong Yahudi iku biyen gelem mulang angger dibayar, tapi akehe kiyai saiki ngalor ngidul karo rokoan ora gelem mulang nak ora dibayar, gelem mulang angger dibayar.
(Orang Yahudi dulu mau mengajar kalau dikasih uang, tetapi kebanyakan kyai sekarang mondar-mandir sambil rokoan tidak mau mengajar kalau tidak dikasih uang).
2. Wong neng dunyo iku ono bungahe lan ono susahe, kabeh iku supoyo biso dadek’ake parek marang Allah, Tapi nak neng akhirat nak susah susah tok rupane nang neroko, tapi nak seneng yo seneng tok rupane neng suargo.
(Orang di dunia itu ada yang senang dan ada yang susah. Semua itu supaya bisa mendekatkan diri kepada Allah, tetapi kalau di akhirat susah terus yaitu ketika di Neraka, dan senang terus ketika di Surga).
3. Kanggone wong islam nak susah yo disabari nak bungah disyukuri.
(Untuk orang Islam ketika susah disabari dan ketika senang disyukuri).
4. Apik-apik’e dunyo iku nalikone pisah antarane apik lan olo. Sakwali’e, elek-elek’e dunyo iku nalikone campur antarane apik lan olo. Mulane apik iku kanggone wong Islam, lan elek iku kanggone wong kafir.
(Bagusnya dunia itu ketika pisah antara bagus dan jelek, sebaliknya jeleknya dunia itu ketika campur antara bagus dan jelek).
5. Apik-apik’e wong iku taqwo marang Allah yoiku ora ngelakoni doso mboh iku doso cilik utowo doso gede kabeh iku di tinggal.
(Bagus-bagusnya orang itu ialah orang yang bertaqwa, yaitu tidak mau melakukan dosa, baik dosa kecil maupun besar semuanya ditinggal).
6. Zaman akhir iku senengane podo ngatur pangeran. yaiku podo akeh-akehan istighosahan koyo-koyo demo marang pangeran.
(Zaman akhir itu banyak orang yang mendemo Tuhan yaitu dengan cara Istighosah, seolah-olah seperti mengatur Tuhan).
7.Ngandikone bapakku : ﺣََِﻔَﻂ َﺷُﻴﺌﺎ ﻭﻏﺎ ﺑﺖ ﻋﻨﻪ ﺍﺷﻴﺎﺀ akehe wong iku ngertine pekoro siji liyane ora
ngerti koyo dene wong haji ngertine mong bab kaji, pembangunan masjid yo iku tok, ora ngerti bahwa sodakoh iku yo ono wong miskin mbarang.
(Ayah saya pernah mengatakan bahwa banyak orang yang tahu perkara satu tetapi yang lain tidak diketahui, seperti halnya orang tahunya hanya bab haji saja, atau shodaqoh pembangunan masjid saja, tetapi tidak tau bahwa sodaqoh itu juga ada yang buat fakir miskin).
8.Nak wong ahli toriqoh utowo ahli tasawuf iku ora ono bedone doso iku gede utowo cilik podo bae kabeh didohi.
(Kalau orang Ahli Toriqoh atau Tasawuf tidak ada bedanya dosa itu baik besar atau kecil semuanya ditinggalkan).
9.Wong iku seng apik ora kena nyepeleake doso senajan cilik, lan ora keno anggak karo amal senajan akeh amale.
(Orang itu yang bagus ialah tidak menyepelekan dosa meskipun kecil dan tidak sombong ketika punya amal meskipun banyak).
10. Dunyo iku dadi tepo tulodone neng akhirat: الدنيا مراة في الاخرة
(Dunia itu menjadi contoh atau cermin di akhirat).
11. Ngalamate Qiamat iku angger wong tani iku wes aras-arasen tani, mergo untunge iku sitik.
(Termasuk tanda Qiyamat itu orang sudah malas untuk bertani, karena untungnya sedikit).
12. Gusti Allah iku gawe opo bae mergo sebab awae dewe 'kembang seberat mekar dewe'.
(Allah itu membuat apa saja sebab diri sendiri 'Bunga berat berkembang sendiri').
13. Nabi bersabda : ﺍﻧﻜﻢ ﺳﺘﻤﺼﺮﻭﻥ ﺍﻣﺼﺎﺭﺍ seng artine kuwe kabeh ko bakal gawe kota dewe-dewe. Wong sugih iku ko bakal gawe kota dewe-dewe, wong mlarat iku podo gawe deso dewe-dewe.
(Bahwasannya nabi telah bersabda yang artinya: Orang kaya itu akan membuat kota sendiri-sendiri, sedangkan orang Miskin nanti akan membuat desa sendiri-sendiri).
14. Endi-endi barang iku bakale ilang. Wong mangan daging eyo bakale ilang, tapi ono seng ora ilang, iyoiku barang seng ora ketok koyo dene ruh, kang ora sebab opo-opo, langsung pepareng soko Allah ora melalui proses.
(Semua barang itu akan hilang, orang makan daging juga akan hilang dagingnya, tetapi ada yang tidak hilang yaitu Ruh, ini pemberian lansung dari Allah tanpa proses).
15. Wali iku nak katok iku wes ora disiplin wali, masalahe wali iku ora keno kanggo conto, asale tingkahe iku selalu nulayani adat.
(Yang namanya Wali kalau kelihatan itu sudah tidak disiplin Wali, karena Wali itu tidak boleh dicontoh, karena tingkahnya selalu berselisih dengan kebiasaan).
16. Alamate wali iku wes ora biso guneman karo menungso, masalahe wong nak guneman karo menungso iku yo ora biso dzikir karo Allah.
(Tanda wali itu sudah tidak bisa berkomunikasi dengan manusia karena kalau berdiskusi dengan manusia biasanya tidak bisa dzikir dengan Allah).
17. Barang yen positif iku ora katon , bisone katon iku angger ono negatif, koyo kuwe biso reti padang yen wes weruh peteng, wong biso ngerti Allah angger wes ngerti liyane Allah.
(Sesuatu yang bagus itu tidak kelihatan, dan akan kelihatan ketika ada yang tidak bagus, contoh kamu tau terang kalau sudah gelap, dan kamu tau Allah ketika kamu tau selain Allah).
18. Wong iku yen solat bengi kok ajak-ajak iku berati ora pati ikhlas, masalahe mbengi iku wayah turu, lah wong solat iku kudune soko karepe dewe.
(Orang ketika salat malam mengajak-ajak berati itu menandakan tidak begitu ikhlas, karena waktu malam itu waktu istirahat, kalau mau salat memang dari keinginan diri sendiri).
19. Sepiro senenge tangi soko kubur, iku sepiro enakke neng alam akhirat.
(Seberapa senangnya orang bangun dari kubur, seberapa senangnya di akhirat).
20. Wong naliko metu soko wetenge simbok iku kudu susah, tapi yen wong metu soko dunyo alias mati iku kudu roso seneng, iki alamate wong seng bakal urip seneng.
(Orang ketika keluar dari kandungan sang Ibu harus susah, sedangkan keluar dari dunia yaitu meninggal harus senang ini alamatnya orang akan senang).
Sumber : santrijagad.org

Jumat, 24 Juli 2015

Cerita Ahlul Bait Di Waktu Lebaran

Alhasan dan Alhusain tidak memiliki pakaian untuk lebaran, sedangkan hari raya sebentar lagi datang.
Mereka bertanya kepada ibunya, "Wahai ummah anak2 di Madinah telah dihiasi dg pakaian lebaran kecuali kami, mengapa bunda tidak menghiasi kami?".

Selasa, 14 Juli 2015

Kisah 'Ukasyah bin Muhshin

Diriwayatkan bahwa surah AI-Maidah ayat 3 diturunkan pada waktu sesudah ashar yaitu pada hari Jumat di padang Arafah pada musim haji terakhir [Wada].

Pada masa itu Rasulullah s.a.w. berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah s.a.w. tidak begitu jelas menangkap isi dan maknayang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan.

Senin, 13 Juli 2015

Basmalah, dalam Agama Lain

Bismillahi arrahmani arrahimi adalah salah satu dari ayat Al Qur’an yang paling populer, serta paling sering dibaca oleh umat manusia. Bagi kaum muslimin yang menjaga shalat lima waktu, maka minimal dia akan membaca 17 kali ayat ini di dalam surat Al-Fatihah. Ayat ini adalah ayat pertama dari surat tersebut.

Sabtu, 11 Juli 2015

Perlukah Bermazhab?

Agama, jika dikaitkan dengan Allah, disebut Ad - Din sebagaimana ayat Al Qur’an menyatakan: “Innaddina ‘indallahil Islam” , Sesungguhnya Ad – Din di sisi Allah hanya Islam. Sedangkan jika agama dikaitkan dengan nabi, maka istilah yang dipakai dalam al Quran adalah “Millah”. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an: “Dinnan Qiyyaman Millata Ibrahima Hanifan”, Agama yang lurus disisi Allah adalah millahnya nabi Ibrahim. Apabila agama dikaitkan dengan ulama istilah yang dipakai adalah Madzhab, artinya jalan. Madzhab Hanafi artinya pemahaman agama menurut Qur’an dan sunnah yang digali oleh Imam Hanafi Ra. Begitu juga Madzhab Syafi’i adalah pemahaman agama yang digali oleh Imam Syafi’i Ra.

Kamis, 09 Juli 2015

Ijtihad dan Qiyas

Berkata Syahrastani dalam kitab al-Milal wan Nihal : "Bahwasanya hal-hal yang baru dan kejadian-kejadian dalam pergaulan sehari-hari banyak sekali datang silih berganti, tekterhitung banyaknya. Sampai akhir zaman akan terus begitu."

Sabtu, 04 Juli 2015

Pesan Penting KH. Hasyim Asy’ari Menghadapi Wahabi

Hal penting bagi umat Islam Indonesia adalah mengetahui sejarah agama mereka, bagaimana kebid’ahan muncul dan menyebar di Jawa dan di wilayah lainnya. Yang demikian itu agar umat Islam tidak tertipu oleh propaganda orang-orang di luar Ahlussunnah wal Jama’ah. Kebid’ahan yang dimaksud adalah munculnya gerakan Wahabi.

Selasa, 30 Juni 2015

Kisah Sang Bilal bin Rabah Rahimahullah

Semenjak Rasulullah wafat, Sayyidina Bilal menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengumandangkan adzan lagi.
Ketika Khalifah Abu Bakar memintanya untuk menjadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu beliau berkata: "Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi."

Jumat, 26 Juni 2015

Reresik Wadah

Kalau kau ketik nama Katrin Bandel di google, kau akan temukan sosok tokoh sastra perempuan asal Jerman dengan berbagai karyanya. Di bulan Ramadhan 1436 ini, sebagai santriwati Al-Munawwir Krapyak, ia juga ikut ngaji berbagai kitab, bahkan hingga larut malam. Salah satu kitab yang ia kaji adalah Maraqil ‘Ubudiyyah yang diampu oleh Ustadz As’ad Syamsul ‘Arifin.
Kitab ini sangat populer di kalangan pesantren salaf Nusantara. Ditulis oleh Syaikh Nawawi Banten sebagai penjelasan (syarh) atas kitab Bidayatul Hidayah karya Imam al-Ghazali. Di dalam kitab ini, dijelaskan secara runtut dan praktis adab seorang muslim, baik dalam hal wirid (rutinitas ritual) setiap hari maupun akhlak (tata krama) dala,lm pergaulan.

Selasa, 23 Juni 2015

Kisah Kesungguhan Ulama Menuntut Ilmu

Di dalam Shahih Muslim disebutkan keterangan dari Yahya bin Abi Katsir, yang mengatakan, “Ilmu itu tak didapat dengan bersantai-santai.” Syair berikut ini juga menuturkan hal yang sama:
Janganlah engkau duga
bahwa kemuliaan itu
bagaikan kurma yang engkau makan
Engkau tak akan mencapai kemuliaan
sampai engkau merasakan kesabaran

Jumat, 19 Juni 2015

Dalil Tabarruk ( Part 1 )

As salaamu 'alaykum Wr.Wb. Alhamdulillah, was sholaatu 'alaa Rosulillah, amma ba'du.
Sebelum langsung pada pembahasan ini saya kedepankan dahulu maksud di tulisnya tulisan ini. sebenarnya tulisan ini hanya sebagai intruksi atau usulan kepada orang orang yang menghukumi syirik pada kelakuan bertabarruk secara mutlak. jadi mohon maaf jika terdapat kekurangan atau kesalahan dalam kata kata atau tulisan atau pemahaman yang saya usulkan ini.

Selasa, 16 Juni 2015

Pesan-pesan Menjelang Ramadhan

Di hadapan jama’ah pengajian itu, aku memulai dengan membacakan “Khutbah Nabi” yang disampaikannya menjelang Ramadan. Khutbah ini bersumber dari Ali bin Abi Thalib. Orang boleh berdebat soal transmisinya, tetapi betapa indah isinya, dan aku ingin mengambil isinya lebih daripada memperdebatkan transmisinya. 
Berikut isi "Khutbah Nabi" :

Fakta Ilmiah dibalik Waktu Sholat

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
Dalam ayat lain Allah berfirman, “Peliharalah segala shalat dan (peliharalah) shalat wustha.” Rasulullah menjadikan shalat sebagai tiang kedua dari tiang-tiang bangunan Islam yang lima, seraya berkata, “Islam didirikan di atas lima tiang, yaitu: bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak di ibadahi selain Allah dan sesengguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah serta berpuasa dibulan Ramadhan.” Shalat fardhu ada lima: zhuhur, ashar, maghrib, ‘isya, dan subuh. Sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat berikut ini: Dari Anas bin Malik ia berkata, “Telah difardhukan atas Nabi pada malam Isra’ shalat sebanyak lima puluh (waktu), kemudian dikurangi hingga menjadi lima waktu. Kemudian, Beliau di seru: “Ya, Muhammad, sesungguhnya ketetapan disisi-KU tidak bisa diubah. Dan untukmu shalat lima (waktu) ini sama dengan lima puluh (waktu).”
Dari Thalhah bin Ubaidillah bahwa ada seorang Arab Badwi datang kepada Rasulullah dengan rambut yang tidak tersisir seraya berkata, Ya, Rasulullah beritahukan kepadaku shalat yang Allah fardhukan kepadaku!” jawab Beliau: “Shalat yang lima (waktu) kecuali kalau engkau mau shalat tathawwu (shalat sunnah).” Dibalik wajibnya melaksanakan Shalat Fardhu, ternyata dari waktu sholat yang 5 waktu itu terkandung banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dilihat dari faktor kesehatan, ilmu pengetahuan, psikologi dan lain-lain. Berikut pengamatan para ahli di bidangnya mengenai masalah waktu sholat, salah satu rukun Islam, karena ada rahasia dibalik peralihan/perpindahan waktu sholat.
Setiap perpindahan/peralihan waktu sholat sebenarnya bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam yang bisa diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam ini tidak asing bagi penggemar dan praktisi fotografi/video/film juga dalam industri cahaya/lampu,percetakan, astrofisika dan lain-lain karena ada istilah suhu/temperatur warna (color temperature) dimana kalau siang itu bluish (kebiru-biruan) dan kalau sore itu reddish(kemerah-merahan)- Suhu warna biasanya menggunakan satuan Kelvin (K) sebagai perangkat pengukurannya. WAKTU SUBUH Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu Faal-salah satu dari ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud. WAKTU ZUHUR Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Jadi bagi mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya. WAKTU ASHAR Alam berubah lagi warnanya menjadi jingga/oranye (warna antara merah dan kuning). Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat ( kelenjar eksorin pada pria jantan, fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani), rahim , ovarium/ indung telur (kelenjar kelamin wanita) , dan testis (kelenjar kelamin jantan) yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Asar akan menurun daya kreativitasnya. Disamping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut. WAKTU MAGHRIB Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga(powerful) karena mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan (interferensi-interaksi antar gelombang dalam satu daerah-bisa membangun dan merusak) atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu mata(penglihatan) kita. WAKTU ISYA Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu ini, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4HZ (Hertz adalah satuan ukur untuk frekuensi) dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat. Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan kemudian ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak)kelenjar pituitary (hipofisis), thalamus(struktur simetris garis tengah dipasangkan dalam otak vertebrata termasuk manusia dan fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus(hipotalamus-bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam(tahajud). Demikianlah ringkas hubungan antara waktu shalat dengan warna alam. Manusia sebaiknya sadar akan pentingnya tenaga alam. Faktor-faktor inilah yang mendasar kegiatan meditasi seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Kegiatan meditasi ini dilakukan untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh. Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur karena telah di’karuniakan’ syariat shalat oleh Allah SWT sehingga jika laksanakan sesuai aturan maka secara tak sadar kita telah menyerap tenaga alam ini. Ini mungkin belum pernah terfikir oleh kita sebelumnya. Inilah hakikat mengapa Allah SWT yang memiliki sifat Pengasih dan Penyayang mewajibkan shalat kepada kita sebagai hambaNYA. Sebagai Pencipta Allah swt mengetahui bahwa hambaNYA amat sangat memerlukan-Nya. Shalat di awal waktu akan membuat badan semakin sehat. Semoga informasi ini dapat menambah semangat kita untuk melaksanakan shalat tepat pada waktunya , dan bersegera ke mesjid bagi laki-laki. [Wangsit: Renungkanlah.com]