Tersebutlah keluarga amir dari yaman, yang sudah sekian lamanya menyembah berhala, berikut istri dan anak perempuannya yang terjangkit penyakit qolanj serta kusta yang menyebabkan anak itu tak bisa berdiri dan berjalan.
Setiap hari amir selalu membawa anak perempuannya ke depan berhala sesembahannya, seraya berdoa: "wahai berhala, ini adalah putriku yang sedang sakit, maka obatilah, jikalau dia memiliki kesembuhan, maka sembuhkanlah". Bahkan amir selalu memohonkann semua hajatnya di depan berhala dengan sangat khusyu'.
Hingga ibadatnya selama bertahun - tahun tanpa ada hasil, berkatalah amir kepada istrinya: "sampai kapankah kita menyembah kepada berhala ini yang bisu dan tuli, tanpa bisa bicara dan berkata?? dan sesungguhnya aku tidak yaqin bahwa kita berada pada ajaran yang lurus".
Berkatalah istrinya:" bawalah kami dalam perjalan yang semoga kita bisa menemukan jalan menuju Tuhan yang Haq, karena pastinya seantero timur dan barat ini memiliki Tuhan yang Maha Pencipta".
Dan keduanya berada di loteng atas rumah, mereka mellihat cahaya yang menyelimuti cakrawala, dan menerangi semua wujud yang ada di bumi, bahkan setelah Alloh membuka mata kedua batinnya, mereka mampu melihat barisan malaikat berbaris, serta berjubel di ka'bah, merekapun melihat gunung-gunung bersujud, bumi tenang, dan pepohonan merunduk, dan kebahagiaan telah di sempurnakan.
Disaat itu keduanya mendengar suara: "telah dilahirkan Nabi yang menuntun kepada kebenaran".
Dan seketika itu berhala sesembahan keluarga amir terbalik dalam keadaan yang sangat hina. Berkata amir kepada istrinya: "ada apa dengan berhala kita?". Istrinya menjawab: "lihatlah keadaan berhala kita".
Setelah mendekat keduanya mendengar berhala itu berkata:" sesungguhnya kenabian yang agung telah muncul, telah lahir Nabi yang memuliakan makhluq sekalian alam, dan Nabi yang menjadi kebanggaan, dialah Nabi yang di tunggu-tunggu, yang bisa berbincang dengan peppohonan dan bebatuan, serta bisa membelah bulan, dialah pemimpin bani rabi'ah dan mudhor".
Berkata amir kepada istrinya:" dapatkah kau mendengar suara berhala ini?".
Istrinya menjawab: " tanyakan kepadanya nama Nabi yang baru dilahirkan ini, yang dengannya Alloh telah menerangi alam semesta, dan memuliakan moyang dan leluhur manusia".
Amir berkata:"wahai suara tanpa rupa, yang berkata dibalik batu yang diam di hari yang telah di jannjikan ini, siapakah nama Nabi yang dilahirkan ini?"
Berkatalah suara itu: "namanya adalah Muhammad yang terpilih, putra zamzam dan tanah shofa, berasal dari bumi tihamah, diantara punggung welikatnya ada tanda, jika berjalan maka awan akann melindunginya sampai hari kiamat".
Berkata amir kepada istrinya: "mari kita beranngkat mencari Nabi yang baru saja lahir ini, supaya kita menndapat agama yang haq".
Pada saat itu tanpa mereka sadari putri mereka yang lumpuh dan kusta, telah berdiri di loteng tempat kedua orang tuanya berdiri. Berkatalah amir kepada anaknya: "wahai putriku, dimana penyakit yang engkau derita selama ini? hingga kau bisa berjalan sejauh ini?".
Sang putri berkata: "wahai ayahku, disaat aku terbuai mimpi tidurku yang indah, aku mellihat cahaya di depanku, bersama seseorang yang datang kepadaku, akupun berkata kepadanya: cahaya apakah ini? dan siapakah anak yang keagungan nurnya menyelimutiku?"
Orang itu menjawab: "ini adalah cahaya putra adnan, yang mengharumkan cakrawala dan alam semesta".
Aku bertanya: "beritahu kepadaku siapakah namanya?".
Dia menjawab: "namanya Ahmad, dan Muhammad, yang wellas asih kepada yang lemah, dan memaafkan yang berdosa".
Aku bertanya: "lalu apa agamanya?".
Dia menjawab: "agamanya adalah agama yang Rabbani yang kasih".
Aku bertanya: "darimanakah nasabnya?".
Dia menjawab: "dari quraisy, dari adnan".
Aku bertanya: "siapa sesembahannya?".
Dia menjawab: "Allah, al muhaimin asShomadani".
Aku bertanya: "dan siapakah engkau ini?".
Dia menjawab;"aku adalah malaikat yang dimuliakan dengan kemuliaan Putra ini".
Aku berkata: "apa kau tidak bisa melihat apa yang kuderita selama ini?".
Dia berkata: "bertawassullah kepaadanya, karena Tuhannya telah berfirman: telah Kutitipkan kepadanya sirr dan burhanKu, Aku kabulkan berkatnya orang yang berdoa kepadaKu dan Aku berikan kepadanya syafaatKu di hari kiamat untuk hamba yang bermaksiat kepadaKu".
Lantas aku tengadahkan tangan dan jemariku, serta serta aku berdoa kepada Alloh dari murninya niatku, kemudian aku usapkan tanganku ke wajah dan badanku, dengan serta merta aku bangun dalam keadaan sehat walafiat sebagaimana kalian lihat, ujar putri.
Lalu berkatalah amir kepada istrinya: "sesungguhnya putra yang terlahirkan saat ini memiliki rahasia dan burhan, dan kita telah menyaksikan tanda-tanda yang mengagumkan, maka aku akan tempuh lembah dan hutan untuk mengejar cintanya".
Bergegasah kedua suami istri itu menuju makkah bersama putri mereka. ketika sampai di makkah, mereka lantas mencari tahu kediaman Sayyidah Aminah binti khuwailid. Setelah tahu alamat dengan pasti, segera amir sekeluarga menuju kediaman sayyidah Aminah, sampai di kediaman sayyidah Aminah berkatalah amir: "wahai sayidah Aminah, perlihatkan kepada kami keagungan putra ini".
Sayidah Aminah berkata: "aku tidak akan memperlihatkannya kepada kalian, karena kami takut akan yahudi".
Berkata amir dengan memohon: "kami telah meninggalkan negara kami demi cinta kami kepada Putra ini, dan kami telah meninggalkan agama dan kepercayaan kami demi melihat keagungan Putra yang tidak menyia2kan orang yang berharap kepadanya".
Sayidah Aminah berkata:"jika demikian halnya, tunggulah sebentar".
Seteah itu sayidah Aminah masuk ke dalam, dan setelah beberapa waktu beliau lantas memanggil mereka: "masuklah kalian"....!.
Maka masuklah kekuarga amir di kediaman dimana Baginda Nabi agung Muhammad SAW berada. Dan ketika mereka melihat keagungan Nabi, maka ketakjuban melanda mereka, hingga mereka bertakbir dan bertahlil, kemudian ketika kain penutup dibuka, maka keluarlah cahaya keagunganNya hingga langit dan memancar pula sinar wajahNya menuju langit. Seketika itu amir dan keluarganya menjerit hingga hampir saja amir sekeluarga pingsan. Kemudian mereka mencium kaki Sang Putra bersimpuh di depannya, dan menyatakan meninggalkan agama moyangnya mengikuti agama yang di bawa Sang Putra.
Sayidah Aminah berkata: "segeralah kalian keluar, karena sang kakek abdul muthollib mengamanahkan kepadaku agar meyembunyikannya dari penglihatan manusia".
Keluarlah amir dari kediaman sayidah Amiinah dengan kobaran api cinta di dadanya, setelah agak jauh amir meraba dadanya yang berguncang, serta merta amir menjerit dan meminta kembali melihat Putra agung tercinta, setelah diizinkan kembali, amirpun bersimpuh ta'dzim lantas di ciumilah kaki sang Putra, amir pun pingsan hingga dia wafat seketika. (ibnu hajar alhaytami: 52-58).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar