Dalam Surat At-Thur ayat 21, Allah berfirman :
والذين امنوا واتبعتهم ذريتهم بايمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيئ
“Dan orang-orang yang beriman yang diikuti oleh keturunannya dengan keimanan, Kami hubungkan (kumpulkan) keturunannya itu dengan mereka (di dalam surga) dan Kami (dengan itu) tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal-amal mereka.”
والذين امنوا واتبعتهم ذريتهم بايمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيئ
“Dan orang-orang yang beriman yang diikuti oleh keturunannya dengan keimanan, Kami hubungkan (kumpulkan) keturunannya itu dengan mereka (di dalam surga) dan Kami (dengan itu) tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal-amal mereka.”
Dalam
tradisi Islam Nusantara, kita mengenal beragam tradisi yang berkenaan dengan
orang yang sudah meninggal. Tradisi itu bermacam-macam bentuknya, ada yang
bernama tahlilan, yasinan, haul, haji badal, ziarah, sedekah untuk mayit, dan
lain-lain. Inti dari tradisi tersebut adalah pelaksanaan sunnah Rasulullah SAW,
agar selalu mencurahkan kasih sayang kepada sesama manusia terutama kepada keluarga kita sendiri. Disebutkan dalam beberapa kitab, bahwa setiap
manusia itu membutuhkan orang lain, bahkan ketika dia sudah mati.
Dalam
kitab: Hadiyatul Ahya’ lil Amwat hlm: 184-185, karya Abul Hasan Ali bin
Ahmad bin Yusuf bin Ja’far Al-Hakkari (wafat 486 H) disebutkan:
Rasulullah
SAW bersabda: Sesungguhnya ruh-ruh orang mukmin datang setiap malam
jumat pada langit dunia. Lalu mereka berdiri
di depan pintu- pintu rumah mereka. Masing-masing mereka memanggil-manggil
dengan suara yang memelas:
“Wahai isteriku (suamiku), anakku, keluargaku,
dan kerabatku! Sayangilah kami dengan sesuatu, maka Allah akan merahmati
kalian. Ingatlah kami, jangan kalian lupakan! Sayangilah kami dalam
keterasingan kami, minimnya kemapuan kami dan segala apa yang kami berada di
dalamnya. Sesungguhnya kami berada dalam tempat yang terpencil, kesusahan yang
yang panjang dan duka yang dalam. Sayangilah kami, maka Allah akan menyayangi kalian.
Jangan kalian kikir kepada kami dengan memberikan doa, shadaqah dan tasbih.
Semoga Allah memberikan rasa nyaman kepada kami, sebelum kalian sama seperti
kami. Sungguh rugi! Sungguh menyesal! Wahai hamba Allah! Dengarkanlah ucapan
kami, dan jangan lupakan kami. Kalian tahu bahwa keutamaan yang berada di tangan
kalian sekarang adalah keutamaan yang sebelumnya milik kami. Sementara kami
tidak menafkahkannya untuk taat kepada Allah. Kami tidak mau terhadap
kebenaran, hingga ia menjadi musibah bagi kami. Manfaatnya diberikan kepada orang
lain, sementara pertanggungjawaban dan siksanya diberikan kepada kami”.
Masing-masing mereka memanggil-manggil sebanyak
1000 kali: “Kasihanilah kami dengan satu dirham atau sepotong roti!” Lalu
Rasulullah menangis, dan kami pun (para sahabat) menangis.
Dan kami tidak mampu bicara. Rasulullah
bersabda:
Mereka adalah saudara-saudara kalian yang sebelumnya
berada dalam kenikmatan dunia. Dan kini mereka menjadi debu setelah sebelumnya berada
dalam kenikmatan dan kegembiraan.
Rasulullah SAW bersabda:
Lalu mereka menangis dan mengucapkan kutukan
kepada mereka sendiri dan berkata:
“Celakalah kita! Jika kami menafkahkan apa yang
kita miliki, maka kita tidak akan membutuhkan ini”. Lalu mereka pulang dengan penyesalan”.
Dalam
Hasyiah al-Bujairami Alal Khatib II/302, Ali Al-Mahalli mengatakan, bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Ruh
seorang mukmin mempunyai keterkaitan dengan kuburannya dan tidak akan terpisah
selamanya. Namun keterkaitan itu dimulai dari Asar hari Kamis sampai terbenam
matahari hari Sabtu.”
Oleh
sebab itu masyarakat melakukan ziarah kubur pada hari Jumat, yaitu pada Ashar
hari Kamis. Ziarah yang dilakukan Rasulullah SAW ke makam Syuhada’ Uhud
dilakukan hari Sabtu. Karena pada hari Jumat, beliau jadikan sebagai waktu
untuk memperbanyak amal.
Selain
itu, kita dianjurkan untuk selalu mengirimkan hadiah berupa pahala-pahala
amaliyah kita yang ditujukan kepada si mayit. Berharap rahmat dan kelapangan
dalam kubur bagi si mayit dari Allah SWT.
Dalam
kitab Mugnil Muhtaj oleh Imam Khatib Syarbaini (wafat tahun 977 H), Imam Nawawi
(wafat tahun 676 H) dalam Majmu’ nya meriwayatkan:
Imam
Syafi'i RA, berkata : Mayit bisa mendapat pahala dr perbuatan dan amal
orang lain ada 3 :
1.Haji
yg dlaksanakan darinya
2.Harta
yg dishadaqahkan dengan harta itu untuknya
3.Doa
untuknya
Dalam
kitab Bughyah Al-Mustarsyidin halaman 196, disebutkan dalam kitab Fatawi
Syaikhina Sa'id Sumbul :
“Barangsiapa
beramal karena dirinya sendiri, kemudian dia berkata : "Ya Allah, jadikanlah pahala bacaanku ini bagi si Fulan" , maka pahala bacaan tadi
sampai kepada si Fulan, baik itu masih hidup ataupun sudah meninggal”.
WaLlahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar