Bismillahi arrahmani arrahimi adalah salah satu dari ayat Al Qur’an yang paling populer, serta paling sering dibaca oleh umat manusia. Bagi kaum muslimin yang menjaga shalat lima waktu, maka minimal dia akan membaca 17 kali ayat ini di dalam surat Al-Fatihah. Ayat ini adalah ayat pertama dari surat tersebut.
Di dalam Al-Qur’anul karim, basmalah sudah dikenal ribuan tahun sebelum Nabi Muhammad dilahirkan, ayat bismillahi arrahmani arrahimi tersebut tercantum dalam surat An-Naml, ketika Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam. mengirimkan surat kepada ratu Balqis, penguasa kerajaan Saba’ di Yaman. Ketika itu Ratu Balqis membaca surat Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam yang dilemparkan oleh seekor burung hud hud. Dan, sang ratu sangat terkejut serta kagum ketika membaca surat tersebut. Kemudian, dia pun berkata: “Ya Ayyuhal malaw inni ulqiya ilayya kitabun karim” (wahai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang karim).
Kata “karim” biasanya diterjemahkan orang dengan arti mulia. Padahal di dalam bahasa Arab, kata “karim” juga biasa digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat indah, bagus dan sempurna sesuai dengan objek yang disifatinya. Sebagai contoh misalnya perkataan ‘rizqun karim’artinya adalah rezeki yang mulia, banyak jumlahnya, halal dan memuaskan orang yang menikmatinya. Sedangkan perkataan ‘zawjun karim’ artinya adalah pasangan atau istri yang setia,cantik melayani suami dengan baik, menggembirakan hati, menyenangkan, serta penuh kasih sayang. Begitu juga dengan surat yang karim dari Nabi Sulaiman kepada ratu Balqis itu bermakna; surat yang sampulnya bagus, isinya bagus, ringkas dan indah, tulisan bagus dan indah, bahasanya ringkas dan padat.
Pada beberapa tahun yang lalu di Habibie Center, Jakarta, ada sebuah pertemuan Interaction Council yang diikuti oleh beberapa orang tokoh dari berbagai agama dan negara. Dari India tampil seorang Resi yang bernama Swami Agnivish yang beragama Hindu. Pemaparan beliau dimulai dengan menjelaskan intisari dari Bismillahi arrahmani arrahimi. Hampir seluruh peserta yang hadir terkejut. Namun beliau kembali menegaskan bahwa kandungan ayat tersebut telah dikenal dalam agama Hindu selama ribuan tahun meskipun dengan lafazh yang berbeda.
Para pembaca tidak perlu heran, sebab agama Hindu juga adalah salah satu dari agama langit. Di dalam kitab Veda ada disebutkan beberapa kali nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallamyang diramalkan akan muncul sebagai Nabi akhir zaman. Sedangkan ‘Dewa Utama’ dalam agama Hindu bernama Brahma yang asalnya dari akar kata Abraham dalam bahasa Ibrani. Kemudian ditulis menjadi Brahma dalam bahasa Sansekerta. Sedangkan istri beliau yang cantik jelita bernama Sarahyang dalam bahasa Sansekerta menjadi Dewi Sarah tertulis Saraswati. (Wati artinya sama dengan Dewi).
Dalam sebuah Hadits Nabi pada kitab Qishash al Anbiya, Syaikh Ibnu Katsir menjelaskan bahwa kecantikan ‘Dewi’ Sarah adalah seperti kecantikan 1/3 dari seluruh kecantikan wanita sedunia yang dikumpulkan menjadi satu untuk dirinya seorang. Betapa cantiknya Dewi Sarah itu. Dari keterangan ini tidaklah heran bila dalam agama Hindu mereka mengenal ayat Bismillahi arrahmani arrahimi.
Peserta dari Srilangka bernama DR. AT Ariyatratna yang beragama Buddha juga menekankan pentingnya menghayati pesan dari Bismillahi arrahmani arrahimi Menurut beliau semua agama yang ada di dunia ini memang mengenal dan memahami kalimat suci yang istimewa ini.
Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan kepada semua kaum muslimin untuk membaca Bismillahi arrahmani arrahimi sebelum memulai setiap pekerjaan apa saja. Bahkan Beliau menekankan bahwa setiap pekerjaan akan menjadi cacat tanpa kalimat ini dibacakan terlebih dahulu. Berbeda dengan shalawat atas Nabi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memang memberi perintah kepada kaum muslimin untuk bershalawat atas Nabi, dimana sebelumnya dijelaskan bahwa Allah dan Malaikat pun bershalawat atas diri Nabi yang mulia. Tetapi, Allah Subhanahu Wa Ta’alatidak mencontohkan lafazh shalawat itu kepada kita. Sedangkan Bismillahi arrahmani arrahimidiperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara tersirat pada surat yang pertama kali turun yaitu ayat “Iqra’ bismirobbikalladzi khalaq” (bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu yang menjadikan). Meskipun demikian Allah Subhanahu Wa Ta’ala mencontohkan di dalam Al-Qur’anul Karim dengan memulai membaca surat yang ada dengan kalimat suci ini (kecuali hanya pada surat At-Taubah saja yang tidak memakai basmalah).
Seseorang yang memulai pekerjaannya dengan basmalah (dengan nama Allah) itu dapat berarti sekurang-kurangnya tiga maksud. Yang pertama, saya memulai pekerjaan ini dengan nama Allah. Yang kedua, saya memohon pertolongan dengan nama Allah untuk melaksanakan pekerjaan ini. Artinya saya yakin tidak dapat melaksanakan pekerjaan tersebut tanpa pertolongan dari AllahSubhanahu Wa Ta’ala; Yang ketiga, saya melakukan pekerjaan ini atas nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala, artinya motivasi saya bekerja semata-mata demi Allah dan karena Allah saja.
Kalaulah makna-makna seperti yang di atas tertanam dalam hati setiap kaum muslimin dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan, maka mustahil lah seorang mukmin itu sampai hati untuk melakukan perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kenapa hari ini banyak kaum muslimin yang terjatuh ke dalam lembah maksiat? Jawabnya tidak lain karena lemahnya pengaruh Allah di dalam hatinya. Dan, lalainya mereka dari membaca basmalah ketika memulai setiap pekerjaan sebagai "pengendalian diri" dari segala maksiat yang ada.
Perlu diketahui bahwa jika kita sebagai seorang muslim telah mengetahui dengan jelas bahwa pekerjaan yang akan dilakukan adalah sebuah perbuatan maksiat, namun kita dengan sengaja membaca basmalah sebelum mengerjakannya, jatuhlah kita ke dalam kemurtadan. Tegasnya, orang yang berzina kemudian dengan sengaja membaca basmalah, menjadi murtadlah dia. Begitu juga dengan orang yang mencuri, korupsi, minum khamar (mabuk), merampok, dan lain-lainnya, kemudian mereka dengan sengaja membaca basmalah diawal pekerjaannya, maka menjadi murtadlah mereka dari Islam. Semoga kita dapat membumikan basmalah serta memahami makna yang ada di dalamnya. Amin.
Wallahu a’lam bishshowab
Sumber : Tengkuzulkarnain.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar