Berikut contoh amalan shohabat berkenaan dg dzikroyaat maulid Nabi SAW
Sunnah Sahabat dlm Maulid Nabi
Majelis Sahabat dalam mensyukuri keberadaan Nabi sebagai nikmat yang Allah berikan kepada mereke (Dalil majelis sejenis Maulid Nabi SAW)
حدثنا علي بن بحر قال حدثني مرحوم بن عبد العزيز قال حدثني أبو نعامة السعدي عن أبي عثمان النهدي عن أبي سعيد الخدري قال خرج معاوية على حلقة في المسجد فقال ما أجلسكم قالوا جلسنا نذكر الله عز وجل قال آلله ما أجلسكم إلا ذاك قالوا آلله ما أجلسنا إلا ذاك قال أما إني لم أستحلفكم تهمة لكم وما كان أحد بمنزلتي من رسول الله صلى الله عليه وسلم أقل عنه حديثا مني وإن رسول الله صلى الله عليه وسلم خرج على حلقة من أصحابه فقال ما أجلسكم قالوا جلسنا نذكر الله عز وجل ونحمده على ما هدانا للإسلام ومن علينا بك قال آلله ما أجلسكم إلا ذلك قالوا آلله ما أجلسنا إلا ذلك قال أما إني لم أستحلفكم تهمة لكم وإنه أتاني جبريل عليه السلام فأخبرني أن الله عز وجل يباهي بكم الملائكة
Dalam Musnad Ahmad, Sunan Nasa'iy
Dari Abu Sa’id al-Khudri r.a, ia berkata: “Muawiyah keluar (menuju) sebuah halaqah di masjid. Ia bertanya, “Apa yang membuat kalian duduk-duduk (di sini)?”. Mereka menjawab, “Kami duduk untuk berzikir kepada Allah”. Muawiyah mempertanyakan, “hanya untuk itu?”. Mereka menjawab lagi, “Demi Allah, kami tidak duduk di sini melainkan untuk itu (berzikir)”. Muawiyah berkata lagi, “Saya tidak meminta kalian bersumpah karena ketidakpercayaanku kepada kalian. Karena tidak seorangpun di antara kalian yang setara denganku, di mata Rasulullah SAW dan yang lebih sedikit dariku dalam menukil hadits dari beliau. Dan sesungguhnya Rasulullah SAW keluar menuju ke sebuah halaqah para sahabat seraya bertanya, “Apa yang menjadikan kalian duduk di sini?” Mereka menjawab, ”Kami duduk untuk berzikir kepada Allah, memanjatkan puji dan syukur kepada-Nya, karena Dia telah memberikan hidayah kepada Islam dan menganugerahkan engkau kepada kami”.
Rasulullah saw. bersabda, “Saya tidak meminta kalian untuk bersumpah karena ketidakpercayaanku kepada kalian. Namun Jibril telah datang kepadaku seraya memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di depan malaikat”.
Dalam suatu riwayat, Sayyidina Abbas pernah menyampaikan bait-bait syair pujian di hadapan Nabi SAW dan sejumlah sahabat. Diriwayatkan bahwa usai Perang Tabuk, Sayidina ‘Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi, menemui Rasulullah SAW, yang juga kemenakannya, ia berkata, “Aku ingin mengucapkan syair pujian bagimu.”
Namun Nabi, yang memang enggan dipuji, berkata, “Semoga Allah menjaga gigimu dari kerontokan.”
Lalu Sayidina ‘Abbas melantunkan syair yang menceritakan perjalanan hidup Nabi sejak sebelum lahir hingga saat kelahirannya:
Sebelum terlahir ke dunia
engkau hidup senang di surga
Ketika aurat tertutup dedaunan
engkau tersimpan di tempat aman
Kemudian engkau turun ke bumi
Bukan sebagai manusia
segumpal darah maupun daging
tapi nutfah di perahu Nuh
Ketika banjir menenggelamkan semuanya
anak-cucu Adam beserta keluarganya
engkau pindah dari sulbi ke rahim
dari satu generasi ke generasi
Hingga kemuliaan dan kehormatanmu
berlabuh di nasab terbaik
yang mengalahkan semua bangsawan
Ketika engkau LAHIR, bumi bersinar
cakrawala bermandikan cahayamu
Kami pun berjalan di tengah cahaya
sinar dan jalan yang penuh petunjuk
engkau hidup senang di surga
Ketika aurat tertutup dedaunan
engkau tersimpan di tempat aman
Kemudian engkau turun ke bumi
Bukan sebagai manusia
segumpal darah maupun daging
tapi nutfah di perahu Nuh
Ketika banjir menenggelamkan semuanya
anak-cucu Adam beserta keluarganya
engkau pindah dari sulbi ke rahim
dari satu generasi ke generasi
Hingga kemuliaan dan kehormatanmu
berlabuh di nasab terbaik
yang mengalahkan semua bangsawan
Ketika engkau LAHIR, bumi bersinar
cakrawala bermandikan cahayamu
Kami pun berjalan di tengah cahaya
sinar dan jalan yang penuh petunjuk
Hal ini termuat dalam :
- Mustadrak (Al-Hakim)
- Mu'jamul Kabiir (At-Thobrooniy)
- Majma'uz Zawaaid (Al-Haitsamiy)
- Hilyatul Auliyaa (Abu Nu'aim)
Dan dalam Shahih Al-Bukhari, disebutkan bahwa diletakkan di dalam Masjid Nabawiy sebuah mimbar bagi Hassan bin Tsabit untuk bersyair.
Hassan bin Tsabit adalah seorang sahabat yang berjuang membela Islam dengan syairnya. Sehingga Rasulullah saw bersabda, “Syair Hassan bin Tsabit itu lebih tajam bagi orang kafir daripada pedang kita.” Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mendukung Hassan bin Tsabit melalui Ruhul Quds selama ia membela Rasulullah SAW dengan syairnya.”
Adapun mimbar tersebut khusus disediakan oleh Nabi bagi Sayyiduna Hassan bin Tsabit di Masjid Nabawiy untuk menyampaikan syairnya. Nah, dari sini kita tahu, jika sudah memakai mimbar dalam masjid, berarti itu adalah suatu acara yang resmi, dan itu juga berarti bahwa yang hadir banyak sehingga perlu adanya mimbar, dan itu juga berarti bahwa Rasulullah sendiri mengijinkan pembacaan syair tersebut.
Hal seperti ini sama sekali tidak berbeda dengan apa yang kita lakukan sekarang, berkumpul di suatu tempat atau di dalam masjid, lantas membaca sya’ir pujian bagi Allah dan Rasulullah saw. yang disusun oleh para ulama yang tahu akan syari’atul muthohharoh.
Bahkan terkadang Rasulullah sendiri memanggil Hassan bin Tsabit untuk bersyair. Pernah suatu kali Hassan sampai membacakan 80 bait syair di hadapan Nabi Muhammad saw.
Dalam 'Uyuunu Syi'ril Islamy, termuat Sya'ir Maulid Nabi yang berjudul Qoro'naa Fidh Dhuha, oleh Shahabat Hassan ibn Tsabit ra
قَرَأْنَا فِي الضُّحَى وَلَسَوْفَ يُعْطِيْك فَسَــــرَّ قُـــلُوْبـَـنَا ذَاكَ العـَـطَاءُ
وَأحْــسَنُ مِنْكَ لـَمْ تـَرَ قـطُّ عَـيْنِي وَأجْـمَلُ مِـنْكَ لَـمْ تَلِدِ النِّسَـــاءُ
حَاشَـــاكَ يَا رَسُــــوْلَ اللهِ تـَــرْضَى وَفِـــــيْنَا مَـنْ يُعَــذَّبُ أوْ يُسَــاءُ
خُــــــلِقْتَ مُـــبَرَّءًا مِــنْ كُلِّ عَيْبٍ كَأنَّــكَ قَدْ خُلِـقْتَ كَــمَا تَشَـــاءُ
نـَـــــِبيٌّ هـَـــاشِــمِيٌّ أبـْـطَاحِيٌّ شَـــمَائِلُهُ السَّـــمَاحَةُ وَالـْـوَفَاءُ
1. Kami telah membaca dalam QS. ad-Dluha firman Allah "Walasawfa Yu'thika...."; maka karunia besar itu membuat hati kami menjadi sangat senang. [QS. ad-Dluha: "Walasawfa Yu'thika Rabbuka fatardla" ditafsirkan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib bahwa Allah akan memberikan syafa'at bagi Rasulullah sebagai pertolongan untuk umatnya].
2. Mataku benar-benar tidak pernah melihat orang sebaik dirimu, dan tidak pernah ada seorang perempuan-pun yang melahirkan orang seperti dirimu. [Dalam satu riwayat beliau dilahirkan bukan dari "jalan" umunya manusia, tapi dari di bawah pusar bundanya].
3. Wahai Rasulullah... engkau pastilah tidak akan rela jika di antara kami ini ada yang disiksa atau dihinakan....!!!
4. Engkau (wahai Rasulullah) diciptakan dalam keadaan suci dari segala aib, seakan engkau diciptakan sesuai keinginan dirimu sendiri....
5. Engkau adalah seorang nabi, dari Bani Hasyim, berasal dari Abtah, yang sifat-sifatnya sangat pemurah dan pema'af serta menepati janji.
Sumber : Ust. Umar Ali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar