Selasa, 31 Maret 2015

Kebesaran Hati Alm. Abuya As Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki

Majalah Aljami’ah Almadinah Al-Munawwaroh, pernah memuat sebuah artikel dari seorang pakar, yaitu Dr. Abdul Qodir Assindi (salah satu tokoh tetangga sebelah di Madinah) yang berisi kecaman, hinaan, dan penghakiman terhadap pemikiran dan pribadi Sayyid Muhammad bin Alawi Al maliki, sebagai propaganda yang mengarah pada perbuatan bid’ah.
Tentu saja artikel itu mendapat banyak perhatian publik sekaligus mengundang keresahan umat, Khususnya kalangan Ahlus Sunnah Wal Jemaah. Sehingga beberapa Ulama’ dan tokoh-tokoh pembesar dunia, menelpon beliau seraya menghibur abuya Sayyid Muhammad. “jangan risau dan tidak usah menghiraukan tulisan Assindi”, tidak ketinggalan beberapa santri beliau juga merasa geram dengan ulah Assindi itu.

Namun Abuya As Sayyid Muhammad hanya menanggapi dengan senyuman. Selang satu bulan berikutnya, Abuya Sayyid Muhammad mengajak beberapa santri pergi ke Madinah Al-Munawwarah.
Sebelum berangkat ke madinah beliau mmerintahkan kepada para santri agar memasukkan lembaran-lembar­an uang kertas (Riyalan) ke dalam tas. Sesampainya di salah satu jalanan kota si Madinah, beliau abuya berhenti di sebuah rumah. Para santri Yang ikut saat itu tidak ada yang tahu rumah siapa itu.?
Setelah disambut oleh tuan rumahnya, terlihat adanya perbincangan yang cukup akrab antara abuya Sayyid Muhammad dan tuan rumahnya itu, sehingga terkesan keduanya sudah kenal lama dan akrab.
"Maaf, Apakah benar ini rumah tuan Dr. Abdul Qodir Assindi?" .Tanya Sayyid Muhammad.
"Iya betul" .Saya sendiri. Jawab tuan rumah itu.
"Kalau begitu, mohon kiranya terimalah ini". Kata abuya Sayyid Muhammad sambil menyerahkan satu tas uang yang sudah dipersiapkan dari rumah beliau.
Rupanya keduanya belum saling mengenal, dan ternyata rumah itu adalah rumah Dr. Abdul Qodir Assindi yang beberapa waktu lalu telah menghina dan mengecam habis-habisan abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, lewat tulisannya di Majalah Aljami’ah Almadinah Al-Munawwaroh.
Setelah memberikan tas yang berisi uang tersebut, Abuya Sayyid Muhammad langsung berpamit mau pulang, Sehingga Dr. Abdul Qodir Assindi belum berkesempatan menanyakan nama tamunya itu.
Ia juga sama sekali tidak menyangka bahwa tamu yang datang memberinya uang dalam jumlah yang cukup banyak itu adalah abuya Sayyid Muhammad bin Alawai, orang yang telah ia hina, cabik-cabik nama baik dan harga dirinya di media.
Tidak lama kemudian, terlihat Assindi lari mengejar dan menghampiri Sayyid Muhammad bin Alawi yang saat itu masih ada di jalan depan, lalu beliau merangkul Abuya Sayyid Muhammad dan memeluknya erat erat, sambil sesunggukan ia berkata. “Anda tentu Sayyid Muhammad bin Alawi Almaliki, kini saya yakin sepenuh hati, bahwa anda adalah keturunan Rasulullah, sebab tidak ada yang membalas cacian dan hinaan dengan hadiah, kecuali ia adalah keturunan Rasulullah Muhammad SAW. Saya tidak meragukan lagi keagungan pribadi Anda wahai Sayyidi".
Dr. Abdul Qodir Assindi saat itu larut dalam haru, ada rasa tak percaya, ada rasa kekesalan, ada rasa malu, ada kekaguman yang besar. semua berpadu, bercampur aduk dalam satu nuansa yang membawa jiwa dan hatinya menjadi yakin bahwa orang yang dihadapannya adalah benar-benar orang pilihan, berhati mulia dan mempunyai pribadi yang mengagumkan.
Abuya Sayyid Muhammad bagi Dr. Abdul Qodir Assindi adalah orang yang memiliki kebesaran hati yang sepadan dengan ketinggian ilmunya, begitu legowo memaafkan dirinya yang jelas-jelas telah mempermalukannya melalui media.
Anggapan dan tuduhan sebagai penyebar Bid’ah, Syirik hanyalah kebohongan belaka. Sungguh luar biasa.
Para santri yang saat itu diajak abuya Sayyid Muhammad ke Madinah yang ternyata untuk menemui Dr. Abdul Qodir Assindi merasa kagum dan bangga atas apa yang mereka saksikan.
Sang Maha Guru telah mempertontonkan­ sesuatu yang luar biasa, sebuah keteladanan di hadapan mereka.
Lisanul hal afshohu min lisanil maqol.
Subhanallah
********
Shollu ala Nabi Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar