Assalamualaikum Wr.Wb.
Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya yang saya hormati, saya pernah diajak kakek ngalap berkah ke makakm Sunan Kalijaga di Kadilangu, Demak. Namun, disana, kakek hanya menaburkan kembang dan mengucapkan sesuatu yang tidak saya mengerti. Kemungkinan doa atau semacam wirid. Hingga kakek meninggal, belum sempat saya tanyakan apa yang kakek baca itu. Karena itu lewat surat ini, saya ingin bertanya. Sebetulnya apa yang harus kita lakukan ketika kita ngalap berkah dimakam para wali?
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Adi Setiawan
Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah
Jawab:
Barakah itu mutlak milik Allah Subhanahu wa Taala. Ngalap barakah kepada orang-rang yang dekat kepada Allah Swt, maksudnya ngalap barakah kepada orang yang telah mendapatkan barakah dari Allah, sehingga hidupnya barakah, banyak amalnya. Karena itulah selain hidupnya barakah, ilmu yang di ajarkan juga membawa barakah. Terbukti dengan banyaknya murid yang mengikuti jejaknya, dan murid itu pun mengajarkan ilmunya kepada murid-mridnya, dan seterusnya.
Kalau berzarah kepada auliya’ para wali, jangan lupa, yang utama adalah belajar mengoreksi diri atau intropeksi.
Pertama, kita patut merenung tentang pemilik makam yang kita ziarahi. Meski sudah di kubur, beliau tetap mendapat kehormatan dari keluarga, para murid serta umat Islam, dikunjungi dan didoakan.
Kedua, kita harus ingat, ketika melihat makam tersebut, kita juga sadar bahwa kita juga nantinya akan menumui ajal, sebagaimana pemilik makam itu. Jadi, yang terpenting, apakah kita sudah menyiapkan bekal untuk menuju alam akhirat.
Ketika di makam itu, bacalah Al Quran, dzikrullah dan shalawat. Pahala-pahala bacaan itu semoga menjadi penyebab turunnya rahmat Allah Swt. Diharapkan, pahal bacaan itu akan menambah pahala kepada orang yang diziarahi, dan nantinya juga akan mengalirkan pahala kepada yang menziarahinya.
Itulah antara lain hikmah yang dapat kita petik dari ngalap berkah di makam para wali.
(sumber: http://www.habiblutfiyahya.net/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar