Sabtu, 20 Juli 2013

Samudra Sabar Tiada Bertepi


 "Pada suatu hari Rasulullah saw bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq. Ketika sedang ngobrol dan temu kangen dengan Rasulullah, tiba-tiba datang seorang Arab Badui bergaya preman dan langsung mencela Abu Bakar. Makian kotor serta umpatan-umpatan kasar keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar tdk menghiraukannya. Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasulullah. Melihat hal ini, Rasulullah memberikan senyum terindahnya kepada Abu Bakar.

Merasa tidak berhasil dan dicuekin, orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, makian dan hinaannya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya tdk dihiraukan, Merasa makin dikacangin, maka semakin menjadi-jadi lah kemarahan orang Arab Badui ini.

Kamis, 18 Juli 2013

Pelajaran Dari Negri Cina



Pelajaran Berharga Dari Zhang Da

Seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “Perbuatan Luar Biasa”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupaka
n satu-satunya anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China.

Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.

Sejak ia berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.

Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.

Kamis, 11 Juli 2013

Kisah Kearifan Kyai Lirboyo


Di Pesantren Lirboyo pernah ada salah seorang santri yang suka keluar malam, tetapi tidak pernah ketahuan pengurus. Anehnya, justru KH. Abdul Karim mengetahuinya. Lantas beliau menulis pada secarik kertas dengan tangannya sendiri, "Kula mboten remen santri ingkang remen miyos." (Saya tidak menyukai santri yang suka keluar) Tulisan tersebut kemudian beliau tempelkan di bawah bedug.

Secara kebetulan, santri yang biasa keluar pondok tanpa izin itu ternyata pada malam harinya memilih tidur di bawah bedug. Betapa kagetnya santri itu, ketika membaca sebuah tulisan persis di depan matanya. Dia sangat mengenali tulisan itu, yang menulisnya adalah Mbah Kiai Abdul Karim. Yang selama ini dianggapnya tidak mengetahui kelakuannya.

Minggu, 07 Juli 2013

Istri Galak Derajat Menanjak


Alkisah, as-Sayyid al-Quthb Syaikh Ahmad al-Badawiy mempunyai istri yang berakhlak buruk sekali. Selalu mencerca dan menghina sang syaikh. Tetap berpuluh-puluh tahun Syaikh al-Badawiy sabar dan ridha dengan perilaku istrinya ini.

Tetapi tidak demikian dengan para murid beliau. Mereka sudah tidak betah menyaksikan gurunya yang selalu direndahkan begitu rupa. Mereka berpikir: “Jangan-jangan syaikh tidak menceraikannya karena syaikh tidak mempunyai uang sebagai ganti maharnya?”

Maka para murid bersepakat untuk patungan, mengumpulkan sejumlah uang dan diserahkan kepada syaikh agar syaikh tidak lagi memikirkan biaya mahar istrinya dan segera menceraikannya.