Selasa, 30 Juni 2015

Kisah Sang Bilal bin Rabah Rahimahullah

Semenjak Rasulullah wafat, Sayyidina Bilal menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengumandangkan adzan lagi.
Ketika Khalifah Abu Bakar memintanya untuk menjadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu beliau berkata: "Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi."

Jumat, 26 Juni 2015

Reresik Wadah

Kalau kau ketik nama Katrin Bandel di google, kau akan temukan sosok tokoh sastra perempuan asal Jerman dengan berbagai karyanya. Di bulan Ramadhan 1436 ini, sebagai santriwati Al-Munawwir Krapyak, ia juga ikut ngaji berbagai kitab, bahkan hingga larut malam. Salah satu kitab yang ia kaji adalah Maraqil ‘Ubudiyyah yang diampu oleh Ustadz As’ad Syamsul ‘Arifin.
Kitab ini sangat populer di kalangan pesantren salaf Nusantara. Ditulis oleh Syaikh Nawawi Banten sebagai penjelasan (syarh) atas kitab Bidayatul Hidayah karya Imam al-Ghazali. Di dalam kitab ini, dijelaskan secara runtut dan praktis adab seorang muslim, baik dalam hal wirid (rutinitas ritual) setiap hari maupun akhlak (tata krama) dala,lm pergaulan.

Selasa, 23 Juni 2015

Kisah Kesungguhan Ulama Menuntut Ilmu

Di dalam Shahih Muslim disebutkan keterangan dari Yahya bin Abi Katsir, yang mengatakan, “Ilmu itu tak didapat dengan bersantai-santai.” Syair berikut ini juga menuturkan hal yang sama:
Janganlah engkau duga
bahwa kemuliaan itu
bagaikan kurma yang engkau makan
Engkau tak akan mencapai kemuliaan
sampai engkau merasakan kesabaran

Jumat, 19 Juni 2015

Dalil Tabarruk ( Part 1 )

As salaamu 'alaykum Wr.Wb. Alhamdulillah, was sholaatu 'alaa Rosulillah, amma ba'du.
Sebelum langsung pada pembahasan ini saya kedepankan dahulu maksud di tulisnya tulisan ini. sebenarnya tulisan ini hanya sebagai intruksi atau usulan kepada orang orang yang menghukumi syirik pada kelakuan bertabarruk secara mutlak. jadi mohon maaf jika terdapat kekurangan atau kesalahan dalam kata kata atau tulisan atau pemahaman yang saya usulkan ini.

Selasa, 16 Juni 2015

Pesan-pesan Menjelang Ramadhan

Di hadapan jama’ah pengajian itu, aku memulai dengan membacakan “Khutbah Nabi” yang disampaikannya menjelang Ramadan. Khutbah ini bersumber dari Ali bin Abi Thalib. Orang boleh berdebat soal transmisinya, tetapi betapa indah isinya, dan aku ingin mengambil isinya lebih daripada memperdebatkan transmisinya. 
Berikut isi "Khutbah Nabi" :

Fakta Ilmiah dibalik Waktu Sholat

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
Dalam ayat lain Allah berfirman, “Peliharalah segala shalat dan (peliharalah) shalat wustha.” Rasulullah menjadikan shalat sebagai tiang kedua dari tiang-tiang bangunan Islam yang lima, seraya berkata, “Islam didirikan di atas lima tiang, yaitu: bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak di ibadahi selain Allah dan sesengguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah serta berpuasa dibulan Ramadhan.” Shalat fardhu ada lima: zhuhur, ashar, maghrib, ‘isya, dan subuh. Sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat berikut ini: Dari Anas bin Malik ia berkata, “Telah difardhukan atas Nabi pada malam Isra’ shalat sebanyak lima puluh (waktu), kemudian dikurangi hingga menjadi lima waktu. Kemudian, Beliau di seru: “Ya, Muhammad, sesungguhnya ketetapan disisi-KU tidak bisa diubah. Dan untukmu shalat lima (waktu) ini sama dengan lima puluh (waktu).”
Dari Thalhah bin Ubaidillah bahwa ada seorang Arab Badwi datang kepada Rasulullah dengan rambut yang tidak tersisir seraya berkata, Ya, Rasulullah beritahukan kepadaku shalat yang Allah fardhukan kepadaku!” jawab Beliau: “Shalat yang lima (waktu) kecuali kalau engkau mau shalat tathawwu (shalat sunnah).” Dibalik wajibnya melaksanakan Shalat Fardhu, ternyata dari waktu sholat yang 5 waktu itu terkandung banyak hikmah yang bisa kita dapatkan dilihat dari faktor kesehatan, ilmu pengetahuan, psikologi dan lain-lain. Berikut pengamatan para ahli di bidangnya mengenai masalah waktu sholat, salah satu rukun Islam, karena ada rahasia dibalik peralihan/perpindahan waktu sholat.
Setiap perpindahan/peralihan waktu sholat sebenarnya bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam yang bisa diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam ini tidak asing bagi penggemar dan praktisi fotografi/video/film juga dalam industri cahaya/lampu,percetakan, astrofisika dan lain-lain karena ada istilah suhu/temperatur warna (color temperature) dimana kalau siang itu bluish (kebiru-biruan) dan kalau sore itu reddish(kemerah-merahan)- Suhu warna biasanya menggunakan satuan Kelvin (K) sebagai perangkat pengukurannya. WAKTU SUBUH Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu Faal-salah satu dari ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud. WAKTU ZUHUR Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Jadi bagi mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya. WAKTU ASHAR Alam berubah lagi warnanya menjadi jingga/oranye (warna antara merah dan kuning). Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat ( kelenjar eksorin pada pria jantan, fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani), rahim , ovarium/ indung telur (kelenjar kelamin wanita) , dan testis (kelenjar kelamin jantan) yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Asar akan menurun daya kreativitasnya. Disamping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut. WAKTU MAGHRIB Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga(powerful) karena mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan (interferensi-interaksi antar gelombang dalam satu daerah-bisa membangun dan merusak) atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu mata(penglihatan) kita. WAKTU ISYA Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu ini, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4HZ (Hertz adalah satuan ukur untuk frekuensi) dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat. Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan kemudian ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak)kelenjar pituitary (hipofisis), thalamus(struktur simetris garis tengah dipasangkan dalam otak vertebrata termasuk manusia dan fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus(hipotalamus-bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam(tahajud). Demikianlah ringkas hubungan antara waktu shalat dengan warna alam. Manusia sebaiknya sadar akan pentingnya tenaga alam. Faktor-faktor inilah yang mendasar kegiatan meditasi seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Kegiatan meditasi ini dilakukan untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh. Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur karena telah di’karuniakan’ syariat shalat oleh Allah SWT sehingga jika laksanakan sesuai aturan maka secara tak sadar kita telah menyerap tenaga alam ini. Ini mungkin belum pernah terfikir oleh kita sebelumnya. Inilah hakikat mengapa Allah SWT yang memiliki sifat Pengasih dan Penyayang mewajibkan shalat kepada kita sebagai hambaNYA. Sebagai Pencipta Allah swt mengetahui bahwa hambaNYA amat sangat memerlukan-Nya. Shalat di awal waktu akan membuat badan semakin sehat. Semoga informasi ini dapat menambah semangat kita untuk melaksanakan shalat tepat pada waktunya , dan bersegera ke mesjid bagi laki-laki. [Wangsit: Renungkanlah.com]

Senin, 15 Juni 2015

Hadits Musalsal Bil Awwaliyah

Dalam mukaddimahnya, Kiai Maemoen --setelah memuji Allah dan berselawat-salam kepada Nabi Muhammad SAW-- antara lain menyitir ayat 65 Surah Al-Kahfi ("Lalu mereka berdua berjumpa dengan seorang Hamba di antara hamba-hambaKu yang telah Aku berikan kepadanya RAHMAT dari sandingKu dan telah aku ajarkan kepadanya ILMU dari sisiKu". Terjemah dan penulisan huruf kapital dari aku). 

Kamis, 11 Juni 2015

Pentingnya Mondok, Kembali Pada Ulama

Di sebuah sudut sekolah terjadilah percakapan antara murid dengan gurunya

Murid : Pak guru, saya mau tanya kenapa sih kita repot-repot harus belajar ilmu nahwu, shorof, mantiq, balaghoh dan ilmu lain untuk bisa memahami ayat-ayat Al-Qur'an? Sekarang kan banyak Al-Qur'an terjemahan apalagi di Internet banyak bertebaran

Jumat, 05 Juni 2015

Lelaku Sunan Kalijaga Lewat Bima Suci

Jalan untuk mendekat pada Gusti Allah disebut dengan Suluk. Sementara manusia yang mencari jalan untuk mendekat pada Gusti Allah disebut dengan Salik. Kerinduan akan dekatnya diri dengan Gusti Allah ini menjadikan seseorang mulai mencari asal mula dirinya dan bakal ia bawa kemana hidupnya ini.
Hal itulah yang juga pernah terjadi pada Kanjeng Sunan Kalijaga. Beliau mencari sesuatu yang hakiki dari hidup ini. Dan hal itu telah ditemukannya. Namun beliau tidak semata-mata ingin membuka pengalaman spiritual beliau tersebut secara gamblang. Sunan Kalijaga cenderung lebih memilih untuk menyamarkan pengalaman spiritualnya lewat kisah pewayangan dengan lakon Dewaruci atau kadangkala orang menyebutnya lakon wayang Bima suci.

Menuju Kesadaran Intelejensia

Seseorang yang merasa dirinya lebih hebat dari orang lain adalah orang yang masih pada tahapan kesadaran badan....
Jika seseorang berpuasa karena sesuatu berarti ia belum sampai pada tingkat kesadaran makna puasa. Orang yang masih pada tingkat kesadaran seperti ini sangat pantas dikasihani. Tapi juga tidak salah. Tiada yang salah. Semua mesti melakoni tahapan pembelajaran. Sesungguhnya di dunia ini memang tempat untuk belajar.
Seseorang yang menyadari bahwa kita berada di dunia ini untuk belajar tidak akan mencela atau merendahkan orang lain. Bukankah sering kita berkata bahwa sesama bis kota dilarang saling mendahului? Seseorang yang merasa dirinya lebih hebat dari orang lain adalah orang yang masih pada tahapan kesadaran emosi.  Bahkan mungkin masih berada di tahap kesadaran badan.

Selasa, 02 Juni 2015

Belajar dari Wejangan Nabi Khiddir pada Sunan Kalijaga

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari pengalaman hidup, baik itu pengalaman hidup pribadi maupun orang lain. Orang Jawa menyebut belajar pada pengalaman orang lain itu sebagai "kaca benggala". Nah, kini kita belajar pada pengalaman dari Kanjeng Sunan Kalijaga.
Ketika itu, Kanjeng Sunan Kalijaga yang juga dijuluki Syech Malaka berniat hendak pergi ke Mekkah. Tetapi, niatnya itu akhirnya dihadang Nabi Khidir. Nabi Khidir berpesan hendaknya Kanjeng Sunan Kalijaga mengurungkan niatnya untuk pergi ke Mekkah, sebab ada hal yang lebih penting untuk dilakukan yakni kembali ke pulau Jawa. Kalau tidak, maka penduduk pulau Jawa akan kembali kafir.