Kamis, 31 Oktober 2013

Gemar Nyarkub di Makam Auliya

Wejangan dari Habib Umar bin Hafidz 

Ada yang bertanya: “Kenapa nyarkub (ziarah) maqam Auliya’? Sedangkan mereka (auliya) tiada memberi kuasa apa-apa dan tempat meminta hanya pada Allah...!”

Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz menjawab:

“Benar wahai saudaraku aku juga sama pegangan denganmu bahwa mereka (para waliyullah)  tiada mempunyai kekuasaan apa-apa. 

Tetapi sedikit perbedaan aku dengan dirimu, karena aku lebih senang menziarahi mereka karena bagiku mereka tetap hidup dalam membangkitkan jiwa yang mati ini kepada cinta Tuhan.

Tapi aku juga heran, kenapa engkau tiada melarang aku menziarahi ahli dunia, mereka juga tiada kuasa apa-apa. Malah mematikan hati. Yang hidupnya mereka bagiku seperti mayat yang berjalan. Kediaman mereka adalah pusara yang tiada membangkitkan jiwa pada cinta Tuhan.

Rabu, 30 Oktober 2013

Kisah Tobat 3 Preman Tanjung Priok


Tak ada habisnya kalau kita membicarakan wali nyentrik satu ini, Gus Miek kyai nyeleneh yang mendapat sorotan banyak manusia. Ustadz dari Tegal berkisah yang didengarnya dari Ustadz Suhaimi, salah seorang alumni PP. al-Falah Ploso Kediri, saat acara Halal Bihalal di aula gedung Asrama Brimob Cipinang. Beliau berbicara mengenai kisah 3 orang preman yang bertaubat.

Di daerah Tanjung Priok pada tahun 1996, ada 3 orang preman yang kerjaannya cuma memalak setiap kendaraan truck kontainer yang hendak masuk pelabuhan. Setelah itu mereka akan menggunakan uang hasil palakannya itu untuk mabuk-mabukkan, main perempuan atau berjudi.

Hingga pada suatu hari datanglah seorang pria mengenalkan dirinya bernama Gus Miek. Lantas pria itu berbicara kesana-kemari tentang banyak hal, mulai dari masalah politik, ekonomi hingga menyentuh masalah agama. Begitu lembut dan inteleknya pria itu berbicara, hingga akhirnya ketiga preman ini tertarik dan mulai suka dengannya. Apalagi pria itu orangnya asyik diajak gaul ala preman dan suka traktir makan, minum dan rokok.

Senin, 28 Oktober 2013

Dialog Bid'ah dalam Film Sajadah Ka'bah

Perbincangan soal bid’ah dalam Film Sajadah Ka'bah ditemukan pada dua scene, yaitu pertama saat Rhoma menanyakan kenapa bedug ditutup terpal dan tidak digunakan oleh pengurus Masjid dikatakan bahwa kata Ustad Hasan, tokoh agama didaerah tersebut bedug itu bid’ah karena Rosul tidak pernah menggunakan bedug. Kemudian Rhoma menjawabnya dengan mematikan pengeras suara (loud speaker) saat pengurus Masjid akan adzan. “ Kenapa dimatikan speaker itu?’, Tanya H. Komar, sang pengurus masjid. “ Ini bid’ah, Nabi tidak pernah  memakai speaker”, jawab Rhoma. 

Kedua, pada saat H.Komar melihat Rhoma menggunakan tasbih untuk berzikir dan dikatakan itu bid’ah karena Nabi tidak pernah menggunakan tasbih. Sejurus kemudian Rhoma mengambil jam dinding dan akan melemparkannya kelaut. “ Lho, mau diapakan jam itu?”. “ Mau saya buang, karena Nabi tidak menggunakan jam untuk menentukan waktu Sholat tetapi menggunakan matahari.”, jawab Rhoma.  

Sabtu, 26 Oktober 2013

Cinta Sebesar Zarah


Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahwa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun.

Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, “Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut zarah cintaku kepada-Nya.”

Berkata Nabi Isa a.s, “Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat zarah itu.”

Berkata pemuda itu lagi, “Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu zarah, maka kamu mintalah untukku setengah berat zarah.”

Rabu, 23 Oktober 2013

Emha Ainun Najib: Gusti ALLAH Tidak "Ndeso"

Emha Ainun Najib
SUATU kali dalam sebuah forum saya ditodong pertanyaan beruntun:

"Cak Nun," kata sang penanya.

"Misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?"

Saya menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan." 

Selasa, 22 Oktober 2013

Kegigihan Ulama Indonesia Menjaga Makam Nabi Muhamad SAW

Raja Saudi Wahabi Nyarkub Di Makam Nabi SAW
Kisah Perjuangan Ulama Indonesia Pertahankan Makam Nabi yang Akan Digusur Oleh Sekte Wahabi

Pada tahun 1924-1925, Arab Saudi dipimpin oleh Ibnu Saud, Raja Najed yang beraliran Wahabi. Aliran ini sangat dominan di tanah Haram, sehingga aliran lain tidak diberi ruang dan gerak untuk mengerjakan mazhabnya.

Semasa kepemimpinan Ibnu Saud, terjadi eksodus besar-besaran ulama dari seluruh dunia. Mereka kembali ke negara masing-masing, termasuk para pelajar Indonesia yang sedang mencari ilmu di Arab Saudi.

Aliran Wahabi yang terkenal puritan, berupaya menjaga kemurnian agara dari musyrik dan bid'ah. Maka beberapa tempat bersejarah, seperti rumah Nabi Muhammad SAW dan sahabat, termasuk makam Nabi Muhammad pun hendak dibongkar.

KH. Abdurrahman Wahid: ‘Islam Kaset’ dengan Kebisingannya

gambar dari kompas.com
SUARA bising yang keluar dari kaset biasanya dihubungkan dengan musik kaum remaja. Rock ataupun soul, iringan musiknya dianggap tidak bonafide kalau tidak ramai.

Kalaupun ada unsur keagamaan dalam kaset, biasanya justru dalam bentuk yang lembut. Sekian buah baladanya Trio Bimbo, atau lagu-lagu rohani dari kalangan gereja. Sudah tentu tidak ada yang mau membeli kalau ada kaset berisikan musik agama yang berdentang-dentang, dengan teriakan yang tidak mudah dimengerti apa maksudnya.

Tetapi ternyata ada “persembahan” berirama, yang menampilkan suara lantang. Bukan musik keagamaan, tetapi justru bagian integral dari upacara keagamaan: berjenis-jenis seruan untuk beribadat, dilontarkan dari menara-menara masjid dan atap surau.

Minggu, 20 Oktober 2013

Kisah Waliyullah Sayyidah Nafisah binti Hasan


Seorang waliyullah besar wanita dari Mesir, Sayyidah Nafisah binti Hasan (145 - 208 H) pada masa hidupnya selalu menghidupkan sepanjang malamnya dengan menegakkan shalat dan ibadah-dibadah lainnya. Sedangkan pada siang harinya selalu menjalankan puasa sunnah. 

Beliau menjalankan "Shaum ad-Dahri" atau Puasa Sepanjang Tahun (kecuali lima hari yang diharamkan puasa, yaitu: Hari Raya Idul Fitri tanggal 1 Syawal, Hari Raya Idhul Adha tanggal 10 Dzul-Hijjah, dan tiga hari tasyrik tanggal 11, 12, 13 Dzul-Hijjah) sampai menjelang ajalnya, yakni selama 30 tahun.