Kamis, 30 April 2015

Gus Mus : Dalil Aqli Bolehnya Membaca Tawassul Dan Manaqib

Tanya :
Bagaimana hukumnya baca manaqib?
KH. Bisri Musthofa :
Mengertikah saudara arti kata-kata manaqib? Kata-kata manaqib itu adalah bentuk jamak dari mufrod manqobah, yang di antara artinya adalah cerita kebaikan amal dan akhlak perangai terpuji seseorang.

Minggu, 26 April 2015

Tradisi Islam Nusantara Berkenaan Dengan Orang Mati


Dalam Surat At-Thur ayat 21, Allah berfirman :

والذين امنوا واتبعتهم ذريتهم بايمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيئ


“Dan orang-orang yang beriman yang diikuti oleh keturunannya dengan keimanan, Kami hubungkan (kumpulkan) keturunannya itu dengan mereka (di dalam surga) dan Kami (dengan itu) tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal-amal mereka.”


Dalam tradisi Islam Nusantara, kita mengenal beragam tradisi yang berkenaan dengan orang yang sudah meninggal. Tradisi itu bermacam-macam bentuknya, ada yang bernama tahlilan, yasinan, haul, haji badal, ziarah, sedekah untuk mayit, dan lain-lain. Inti dari tradisi tersebut adalah pelaksanaan sunnah Rasulullah SAW, agar selalu mencurahkan kasih sayang kepada sesama manusia terutama kepada keluarga kita sendiri. Disebutkan dalam beberapa kitab, bahwa setiap manusia itu membutuhkan orang lain, bahkan ketika dia sudah mati.

Jumat, 24 April 2015

Inilah Alasan Imam Syafi'i Membagi Bid'ah Menjadi Dua

Beliau adalah seorang mujtahid mutlaq sekaligus pendiri mazhab Syafi’i, yang diikuti oleh mayoritas kaum Ahlussunnah wal-Jama’ah di Indonesia.

Rabu, 22 April 2015

Dan Para Petani Tembakau itu Memeluk Cak Nun

Akhirnya saya bersalaman dengan Cak Nun, Emha Ainun Najib itu, di ujung teras Pendopo Kabupaten Temanggung. Saya menyambutnya ketika turun dari Serena warna abu-abu,mencium tangannya, mengiringinya menuju ruang tamu bupati, dan menunggunya ketika dia berbicara dengan Pak Bupati, Pak Kapolres dan Pak Dandim. Kecuali rambut dan kumisnya yang memutih, tak ada yang berubah dari dia: wajahnya, senyumnya, cara berjalannya, masih sama dengan ketika kali pertama saya melihatnya lebih 25 tahun yang silam sewaktu dia berceramah di Kampus ITN, Malang.

Selasa, 21 April 2015

Tawakkal Dalam Mengais Rezeki

Imam Syafi’i bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Idris As Syafi’i, lahir di Gaza, Palestina pada tahun 150 Hijriah (767-820 M). Beliau merupakan imam madzhab fiqh terkemuka. Keturunan bangsawan Qurays dan masih keluarga jauh Rasulullah SAW dari ayahnya, garis keturunannya bertemu di Abdul Manaf (kakek ketiga Rasulullah) dan dari ibunya masih merupakan cicit Khalifah ke-4 Ali bin Abi Thalib radhiyaLlahu’anhu.

Minggu, 19 April 2015

Nasehat Khulafaur Rasyidiin

Khalifah dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan ‘pengganti’ atau ‘orang yang berada di belakang seseorang’. Khalifah adalah kata tunggal, sedangkan khulafa adalah bentuk jamak. Sedangkan Al Rasyidun atau Al Rasyidin dapat diterjemahkan ‘benar, lurus, pintar’. Dengan demikian, Khulafaur Rasyidin dapat diartikan: pengganti Rasulullah SAW yang benar dan lurus.

Kamis, 16 April 2015

Manfaat Senyuman Dalam Islam


Dalam fisiologi, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagian dan rasa senang.
Senyum itu datang dari rasa kebahagian atau kesengajaan karena adanya sesuatu yang membuat dia senyum, bertambah baik raut wajahnya atau menjadi lebih cantik ketimbang ketika dia biasa saja atau ketika dia marah.

Sabtu, 11 April 2015

Kronologi Awal Mula Khilafiyah

Awal mula terjadinya khilafiyah umat Islam adalah ketika Rasulullah wafat, oleh Syaikh Abdul Qahir bin Tahir bin Muhammad Al Baghdady dalam karyanya : Al Farqu Bainal Firaq hal 12 – 14 di urutkan kronologinya sebagai berikut :

Kamis, 09 April 2015

Pesan Mulia Romo KH. Asrori Al-Ishaqi Kedinding Lor Surabaya

Siapa KH Asrori Al Ishaqi? Beliau dikenal sebagai kiai NU yang istiqomah bergerak di bidang sosial kemasyarakatan terkait peran kyai melalui kanal thoriqoh. Beliau lahir pada tanggal 17 Agustus 1951 dan wafat pada tanggal 18 Agustus 2009 dan dimakamkan di lingkungan Pondok Pesantren Kedinding Lor. Kyai Asrori tak tergerus dalam gerakan kemasyarakatan di ranah politik praktis sebelum maupun pascareformasi. Jamaah thoriqoh terus dibina dan digerakkan ke tataran umat dalam konteks memberikan bekal moral spiritual kepada umat Muhammad SAW.

Rabu, 08 April 2015

Semakin Tambah Ilmu Seseorang, Maka Semakin Sedikit Menyalahkan orang

Sewaktu baru kepulangannya dari Timur Tengah, Prof. DR. Hamka, seorang pembesar Muhammadiyyah, menyatakan bahwa Maulidan haram dan bid’ah tidak ada petunjuk dari Nabi Saw., orang berdiri membaca shalawat saat Asyraqalan (Mahallul Qiyam) adalah bid’ah dan itu berlebih-lebihan tidak ada petunjuk dari Nabi Saw.

Senin, 06 April 2015

Ternyata, Shalat Wajib Itu Hanya Satu !

Selama ini memang yang kita tahu bahwa shalat wajib dalam sehari semalam itu ada 5; Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Subuh. Itu yang memang masyhur. 5 sholat tersebut hukumnya wajib dilaksanakan bagi orang-orang yang sudah aqil baligh, baik laki-laki maupun perempuan. Bila tidak dilaksanakan maka dihukumi kufur, bahkan bila mengingkari kewajiban sholat tersebut, maka hukumnya murtad.
Tapi jangan kaget nantinya jika ada yang mengatakan bahwa shalat wajib hanya satu. Ini yang dipegang kuat oleh madzhab Imam Abu Hanifah.

Minggu, 05 April 2015

Kisah Murid Syeh Abdul Qodir Al Jaelani Dan Raja Jin

Ulama Baghdad meriwayatkan :
Bahwa di Baghdad ada seorang ulama', seusai sholat Jum'at berangkatlah ia diiringi para santri-santrinya berziarah ke pemakaman untuk membacakan surat fatihah dan dihadiahkan kepada arwah muslimin. Ini beliau lakukan setiap jum'at
Di tengah perjalanan ia menemukan seekor ular hitam yang sedang melata. Dipukulnya ular itu dengan tongkat sampai mati. Setelah ular dibunuh langsung saja alam sekitar daerah itu diliputi kabut kelam dan menjadi gelap.
Para santrinya tambah terkejut karena gurunya mendadak hilang. Mereka berusaha mencari ditiap-tiap tempat namun tidak ditemukan. Tiba-tiba gurunya muncul kembali dengan pakaian serba baru. Mereka heran, dan segera menghampiri gurunya sambil menanyakan kejadian yang dialaminya. Kemudian diceritakannya bahwa asal kejadian itu begini permulaannya:
"Tadi waktu cuaca gelap, aku dibawa oleh Jin menuju sebuah pulau. Lalu aku dibawa menyelam kedasar laut menuju suatu daerah kerajaan jin, dan aku dihadapkan kepada sang raja jin. Pada waktu aku bertemu, ia sedang berdiri di atas singgasana mahligai kerajaannya.
Dihadapannya membujur sesosok mayat di atas panca persada yang sangat indah bentuknya. Kepala mayat itu pecah, darah mengalir dari tubuhnya.
Sejurus kemudian sang raja jin bertanya kepada pengawalnya yang membawa aku: "Siapa orang yang kau bawa itu?".
Para pengawalnya menjawab : "Inilah orang yang telah membunuh putera tuanku raja".
Lalu raja jin menatap tajam padaku dengan muka marah. Wajahnya merah padam, dengan geramnya raja jin menghardikku: "Mengapa kamu membunuh anakku yang tidak berdosa? Bukankah kamu lebih tahu tentang dosanya membunuh, padahal kamu katanya seorang ulama' yang mengetahui masalah-masalah hukum ?!", dia berkata dengan suara lantang muka berang menakutkan.
Segera aku menjawab menolak tuduhan itu: "Perkara membunuh anakmu aku tolak, apalagi yang namanya membunuh, bertemu mukapun aku belum pernah."
Raja jin menjawab :"Kamu tidak bisa menolak, ini buktinya, para saksinya juga banyak!".
Lalu dengan tegas tuduhan itu kusanggah: "Tidak, tidak bisa, semuanya bohong, itu fitnah semata!".
Para saksi jin mengusulkan supaya raja memeriksa darah yang melekat diujung tongkatnya. Lalu sang raja bertanya: "Itu darah apa yang ada ditongkatmu?".
Aku menjawab: "Darah ini bekas cipratan darah ular yang kubunuh".
Raja jin berkata dengan geramnya: "Kamu manusia yang paling bodoh. Kalau kamu tidak tahu ular itu anakku!".
Dikala itu, aku bingung tidak bisa menjawab lagi, sehingga aku pusing, bumi dan langit terasa sempit karena sulit mencari jalan pemecahannya.
Raja jin melirik kepada seorang hakim selaku aparatnya seraya berkata: "Manusia ini sudah mengakui kesalahannya, ia telah membunuh anakku, kamu harus segera memutuskan hukumannya yaitu ia harus dibunuh!".
Setelah jatuh keputusan, aku diserahkan kepada seorang algojo. Pada waktu kepalaku akan dipancung, algojo sedang mengayunkan pedangnya kearah leherku, tiba-tiba muncul seorang laki-laki tampan bercahaya sambil berseru: "Berhenti! Sekali-kali jangan kau bunuh orang ini, ia murid Syekh Abdul Qodir", sambil matanya menatap raja jin dengan sorotan tajam. Lalu ia berkata: "Coba apa jawabanmu kepada Syekh kalau beliau marah padamu karena membunuh muridnya?".
Raja jin melirik ke arahku sambil berkata: "Karena aku menghormati dan memuliakan Syekh, dosamu yang begitu besar kuampuni, dan kamu bebas dari hukuman. Tetapi sebelum kau pulang, kamu harus jadi imam sholat untuk menyembahyangkan mayat anakku almarhum dan bacakan istighfar mohon diampuni dosanya".
Setelah selesai menyembahyangkan, pada waktu pulang aku diberi hadiah pakaian bagus dan diantarkan ketempat semula tadi".
Kisah ini menjadi i'tibar bahwa manfaat karomah dan barokahnya seorang sang guru akan menolong hidup sang murid itu. Maka jangan sekali-kali kita melupakan dan meremehkan seorang guru apalagi sampai mencaci maki, akan terputus semua berkah ilmu dan umur yang kita terima dari Allah SWT. Habib Umar bin Hafidz pernah berkata, " Siapa saja yang mencintai Allah SWT maka dia harus mencintai Rasulullah SAW, siapa saja yang mencintai Rasulullah SAW maka dia harus mencintai gurunya".
Wallohu a'lam

Sumber : Tafrijul Khotir halaman 34

Keterangan gambar : KH. Abdurrahman Wahid (Gus dur) dan KH. Hasan Abdul Wafi Paiton

Jumat, 03 April 2015

Indonesia Negara Kafir ?

Belakangan ini muncul beberapa kelompok yang menuding bahwa sistem pemerintahan Indonesia adalah kafir (nidlam al-kufr), karena mengadopsi sistem pemerintahan yang lahir di luar Islam. Tudingan itu tampaknya terlalu gegabah. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengkaji persoalan tersebut dengan pikiran jernih, tidak emosional, dan mengedepankan maslahat. Pantaskah tudingan kafir dilayangkan hanya karena Indonesia menggunakan sistem demokrasi Pancasila?

Rabu, 01 April 2015

Pentingnya Sanad Dalam Amaliyah Hizb / Wirid

Banyak kita temui kasus-kasus mengenai pengamalan sebuah hizib oleh seseorang yang mengamalkan hizib tanpa bimbingan dan arahan seorang guru alias (otodidak), dan orang itu menjadi gila, entah karena sebab banyak masalah atau karena apa, yang jelas ini kehendak gusti Allah Sang Maha Berkehendak Sesuka-Nya, sejujurnya itu menjadi keprihatinan tersendiri.

Kasus-kasus tersebut setidaknya mengingatkan kita bersama pentingnya talkin wirid. Modin (ustadz di kampung) saja harus punya lisensi dari lurah untuk menalkin mayit di kubur apalagi seorang mursyid kammil mukammil, tidak hanya lisensi tapi juga eksperimen.

Disinilah pentingnya silsilah/sanad para guru karena wirid tidak hasil mengamalkan sendiri tanpa bimbingan, ibarat sebuah untaian tasbih pucuknya adalah baginda Nabi Shollallahu Alaihi Wasallam, jika yang bawah bergerak maka secara otomatis yang lain ikut bergerak, ada kontinyuitas dan kesinambungan dari atas hingga ke bawah. Jika tasbih itu terputus, maka buyarlah ikatan tasbih tersebut. Begitu juga bila ber-hizib tanpa sanad yang muttashil, maka terputus pula barokahnya, salah-salah malah mendatangkan bala’ bagi pengamalnya.