Tampilkan postingan dengan label kitab aswaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kitab aswaja. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Februari 2015

Sekelumit Kitab Faidhur Rahman Karya KH. Sholeh Darat, Semarang (Bagian 1)

      Prof. DR. HM. Muchoyyar, HS, MA (*) dalam pidato pengukuhan di IAIN Walisongo memaparkan, suatu hari KH. M. Shaleh Darat mengajar Agama Islam (tafsir Al-Qur'an) dengan bahasa Jawa di kalangan keluarga Bupati Demak. Diantara yang hadir pada majlis ta'lim itu Raden Ajeng Kartini yang masih keluarga dekat (Keponakan) dengan Kanjeng Bupati Demak.

      Begitu mengesankan ceramah agama tentang surat al-Fatihah yang disampaikan ulama Jawa ini sehingga R.A. Kartini memesan dan meminta secara khusus kitab terjemah tafsir al-Qur'an.

      Kartini mempelajarinya secara serius kado kitab terjemah tafsir al-Qur'an., hampir di setiap waktu luangnya. Kyai Sholeh telah membawa Kartini ke perjalanan transformasi spiritual. Pandangan Kartini tentang Islam semakin dalam. 

      Penulis mencoba menulis secara singkat Tafsir Al-Fatihah yang membuka pintu hati Kartini mempelajari Islam. Diterjemahkan dari Kitab Faidhur-Rahman. Kitab ini mulai ditulis pada tanggal 20 Rajab 1309 H, selesai ditulis pada tanggal  7 Muharram 1311 H atau 1893 M.

      Kiai Salah Darat memulai dengan tafsir bismillaahirrahmaanirrahiim. Semua makhluk mendapat sifat rahman Allah SWT. Maka semua makhluk seharusnya juga memiliki jiwa  atau sifat rahman (kasih sayang). Firman Allah ta’ala bil mu’miniina ra’uufun rahim (artinya dalam diri orang-orang mukmin itu terdapat jiwa belas kasihan dan penyayang). 

      Sebagaimana perilaku yang telah dicontohkan Allah, maka seyogyanya setiap orang mukmin memiliki sifat welas asih terhadap sesama. Wajib welas asih itu terhadap diri sendiri dan orang lain. Sifat welas kasih itu umum, dalam arti bisa keluar dari Allah dan sesama makhluk. Karena hewan juga punya welas kasih terhadap anaknya dengan menyuapinya makanan. 

      Adapun welas asihi  atau mengasihi diri sendiri itu meliputi 2 (dua) perkara:Pertama welas asih rohaninya. Dan kedua welas asih jasmaninya. Kesempurnaan manusia itu disebut insan kamil. Isyarat wujudnya insal kamil adalah Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana firman Allah SWT Wamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil ‘alamin (artinya tidak diutus engkau Muhammad kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta) . 

      Semua manusia memuji Allah SWT dengan puji syukur :Alhamdulillahi. Ketahuilah sesungguhnya kalimat alhamdulillah itu kalimat yang mulia dan agung fadhilahnya atau keutamaannya. Memiliki filosofi tinggi dalam kehidupan. 

      Nikmat-nikmat yang diberikan Allah itu kepada hambaNya amatlah banyak, tidak terhitung. Maka akan sempurna kenikmatan seseorang meliputi jasman dan rohaninya. Berupa kenikmatan jasmani seperti harta benda, kesehatan, keamanan. Termasuk dalam makna bersyukur dengan anggota badan ialah sholat. Nikmat yang bersifat rohani antara lain: roh, akal, dan pikiran

      Dalam sebuah hikayat, Syaikh Sirri Asqatho menyampaikan waktu terjadi kebakaran besar di kota Baghdad, terbakar hampir semua toko dan rumah penduduknya, katanya:” Tokoku tidak terbakar, maka aku mengucapkan alhamdulillah, senang tokoku tidak terbakar, padahal toko orang lain banyak yang terbakar”, maka Sirri selama tiga puluh tahun taubat kepada Allah.. Ahli agama dan ahli muru'ah (orang yang bermartabat) tidak merasa senang tokonya tidak terbakar sedangkan toko orang lain terbakar. Maka katanya:”kemudian  saya selama tiga puluh tahun istighfar berdoa memohon ampun masalah tersebut.”.   

      Robbil ‘alamin Ar-Rahmaanirrohiim. Allah pencipta alam semesta  atau ‘aalamiin, semua itu diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai-bagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Ar-Rahman adalah sifat kasih sayang Allah yang diberikan kepada semua makhluk-Nya. Sifat Allah yang Maha Pengasih ini dapat kita rasakan di setiap waktu, disetiap helaan nafas dan sepanjang hayat kita. Salah satu contoh kecil dari kasih Allah yang dapat kita rasakan itu adalah seperti nikmat hidup.  Kita semua di izinkan untuk hidup di bumi Allah, yang telah dilengkapi oleh Allah fasilitas yang menunjang kehidupan kita, seperti dikasih udara, air, api, tumbuhan dan binatang. 

      Ar-Rahiim adalah sifat kasih sayang Allah yang khusus hanya diberikan kepada mereka yang bertakwa. Kasih sayang ini berupa nikmat iman dan pahala yang diberikan Allah kepada mereka yang bertakwa atas amal perbuatan mereka. Pahala ini tidak akan pernah diberikan kepada mereka yang tidak bertakwa/ingkar, meskipun mereka melakukan amal perbuatan yang sama dengan orang yang bertakwa.


      Allah berfirman: Ana Ar-Rahiim Karena kalian ibadah kepadaKu meskipun sebentar, Aku welas kasih kepadamu dengan memasukkanmu ke surga yang mulia, langgeng sesuai amalmu. Makna ar-rahman adalah kemurahan Allah terhadap orang mukmin dan lainnya. Tidak ada makhluk yang dapat memberikan sehat/waras, taufiq, rizki, dan derajat. Karena sesungguhnya itu semua datang karena Allah. Manusia tidak bisa menjamin kewarasan dan anaknya bisa kaya. Berbeda maknanya dengan ar-rahim, yaitu welas kasih Allah khusus untuk orang mukmin yang diberikannya taufiq tha’at, taufiq shabar, makrifat tauhid, dll.  Ar Rahman adalah sifat Allah yang berarti pemberi nikmat kepada seluruh makhluk, dari mulai nikmat penciptaan sampai nikmat pemeliharaan. Ar-Rahim adalah sifat Allah yang berarti pemberi nikmat khusus berupa karunia iman dan taat beribadah.

Bersambung....

*Penulis adalah 
Pimpinan Pesantren Budaya Asmaulhusna (Sambua) Lasem