Rabu, 23 Oktober 2013

Emha Ainun Najib: Gusti ALLAH Tidak "Ndeso"

Emha Ainun Najib
SUATU kali dalam sebuah forum saya ditodong pertanyaan beruntun:

"Cak Nun," kata sang penanya.

"Misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?"

Saya menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan." 

Selasa, 22 Oktober 2013

Kegigihan Ulama Indonesia Menjaga Makam Nabi Muhamad SAW

Raja Saudi Wahabi Nyarkub Di Makam Nabi SAW
Kisah Perjuangan Ulama Indonesia Pertahankan Makam Nabi yang Akan Digusur Oleh Sekte Wahabi

Pada tahun 1924-1925, Arab Saudi dipimpin oleh Ibnu Saud, Raja Najed yang beraliran Wahabi. Aliran ini sangat dominan di tanah Haram, sehingga aliran lain tidak diberi ruang dan gerak untuk mengerjakan mazhabnya.

Semasa kepemimpinan Ibnu Saud, terjadi eksodus besar-besaran ulama dari seluruh dunia. Mereka kembali ke negara masing-masing, termasuk para pelajar Indonesia yang sedang mencari ilmu di Arab Saudi.

Aliran Wahabi yang terkenal puritan, berupaya menjaga kemurnian agara dari musyrik dan bid'ah. Maka beberapa tempat bersejarah, seperti rumah Nabi Muhammad SAW dan sahabat, termasuk makam Nabi Muhammad pun hendak dibongkar.

KH. Abdurrahman Wahid: ‘Islam Kaset’ dengan Kebisingannya

gambar dari kompas.com
SUARA bising yang keluar dari kaset biasanya dihubungkan dengan musik kaum remaja. Rock ataupun soul, iringan musiknya dianggap tidak bonafide kalau tidak ramai.

Kalaupun ada unsur keagamaan dalam kaset, biasanya justru dalam bentuk yang lembut. Sekian buah baladanya Trio Bimbo, atau lagu-lagu rohani dari kalangan gereja. Sudah tentu tidak ada yang mau membeli kalau ada kaset berisikan musik agama yang berdentang-dentang, dengan teriakan yang tidak mudah dimengerti apa maksudnya.

Tetapi ternyata ada “persembahan” berirama, yang menampilkan suara lantang. Bukan musik keagamaan, tetapi justru bagian integral dari upacara keagamaan: berjenis-jenis seruan untuk beribadat, dilontarkan dari menara-menara masjid dan atap surau.

Minggu, 20 Oktober 2013

Kisah Waliyullah Sayyidah Nafisah binti Hasan


Seorang waliyullah besar wanita dari Mesir, Sayyidah Nafisah binti Hasan (145 - 208 H) pada masa hidupnya selalu menghidupkan sepanjang malamnya dengan menegakkan shalat dan ibadah-dibadah lainnya. Sedangkan pada siang harinya selalu menjalankan puasa sunnah. 

Beliau menjalankan "Shaum ad-Dahri" atau Puasa Sepanjang Tahun (kecuali lima hari yang diharamkan puasa, yaitu: Hari Raya Idul Fitri tanggal 1 Syawal, Hari Raya Idhul Adha tanggal 10 Dzul-Hijjah, dan tiga hari tasyrik tanggal 11, 12, 13 Dzul-Hijjah) sampai menjelang ajalnya, yakni selama 30 tahun.