Rabu, 30 Oktober 2013

Kisah Tobat 3 Preman Tanjung Priok


Tak ada habisnya kalau kita membicarakan wali nyentrik satu ini, Gus Miek kyai nyeleneh yang mendapat sorotan banyak manusia. Ustadz dari Tegal berkisah yang didengarnya dari Ustadz Suhaimi, salah seorang alumni PP. al-Falah Ploso Kediri, saat acara Halal Bihalal di aula gedung Asrama Brimob Cipinang. Beliau berbicara mengenai kisah 3 orang preman yang bertaubat.

Di daerah Tanjung Priok pada tahun 1996, ada 3 orang preman yang kerjaannya cuma memalak setiap kendaraan truck kontainer yang hendak masuk pelabuhan. Setelah itu mereka akan menggunakan uang hasil palakannya itu untuk mabuk-mabukkan, main perempuan atau berjudi.

Hingga pada suatu hari datanglah seorang pria mengenalkan dirinya bernama Gus Miek. Lantas pria itu berbicara kesana-kemari tentang banyak hal, mulai dari masalah politik, ekonomi hingga menyentuh masalah agama. Begitu lembut dan inteleknya pria itu berbicara, hingga akhirnya ketiga preman ini tertarik dan mulai suka dengannya. Apalagi pria itu orangnya asyik diajak gaul ala preman dan suka traktir makan, minum dan rokok.

Senin, 28 Oktober 2013

Dialog Bid'ah dalam Film Sajadah Ka'bah

Perbincangan soal bid’ah dalam Film Sajadah Ka'bah ditemukan pada dua scene, yaitu pertama saat Rhoma menanyakan kenapa bedug ditutup terpal dan tidak digunakan oleh pengurus Masjid dikatakan bahwa kata Ustad Hasan, tokoh agama didaerah tersebut bedug itu bid’ah karena Rosul tidak pernah menggunakan bedug. Kemudian Rhoma menjawabnya dengan mematikan pengeras suara (loud speaker) saat pengurus Masjid akan adzan. “ Kenapa dimatikan speaker itu?’, Tanya H. Komar, sang pengurus masjid. “ Ini bid’ah, Nabi tidak pernah  memakai speaker”, jawab Rhoma. 

Kedua, pada saat H.Komar melihat Rhoma menggunakan tasbih untuk berzikir dan dikatakan itu bid’ah karena Nabi tidak pernah menggunakan tasbih. Sejurus kemudian Rhoma mengambil jam dinding dan akan melemparkannya kelaut. “ Lho, mau diapakan jam itu?”. “ Mau saya buang, karena Nabi tidak menggunakan jam untuk menentukan waktu Sholat tetapi menggunakan matahari.”, jawab Rhoma.  

Sabtu, 26 Oktober 2013

Cinta Sebesar Zarah


Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahwa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun.

Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, “Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut zarah cintaku kepada-Nya.”

Berkata Nabi Isa a.s, “Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat zarah itu.”

Berkata pemuda itu lagi, “Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu zarah, maka kamu mintalah untukku setengah berat zarah.”

Rabu, 23 Oktober 2013

Emha Ainun Najib: Gusti ALLAH Tidak "Ndeso"

Emha Ainun Najib
SUATU kali dalam sebuah forum saya ditodong pertanyaan beruntun:

"Cak Nun," kata sang penanya.

"Misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?"

Saya menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan."