Jumat, 08 Mei 2015

Doa Ijazah Rasulullah SAW Kepada Shahabat Abu Bakar Ash-Shiddieq R.A.



اللهم إني ظلمت نفسي ظلما كثيرا ولا يغفر الذنوب إلا أنت فاغفر لي مغفرة من عندك وارحمني إنك أنت الغفور الرحيم


Allahumma innii zhalamtu nafsi zhulman katsiiran walaa yaghfirudz-dzunuuba illaa Anta faghfir lii maghfiratan min ‘indika warhamnii, innaKa Anatal Ghafuurur Rahiim.


(Ya Allah ya Tuhanku, aku sungguh telah banyak ‘menganiaya’ diriku sendiri dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau; maka berilah ampunan kepadaku ampunan dari sisiMu dan kasihilah aku. Sungguh Engkaulah Sang Maha Pengampun dan Maha Pengasih).

Dibaca dalam shalat, ketika sujud.

WaLlahua'lam

Sumber : gusmus.net

Selasa, 05 Mei 2015

Mengasah Ketajaman Firasat

Adakah “indera keenam” itu? Bagaimana seseorang bisa mendapatkannya?
Suatu saat, Imam Syafi’i duduk di masjid bersama para muridnya. Di antara mereka ada al-Muzani dan Rabi’. Di waktu yang sama, ada lelaki terlihat mengitari orang-orang yang sedang tidur di masjid. Melihat itu, Imam Syafi’i berkata, “Rabi', beritahu orang itu, budak hitamnya, yang salah satu matanya terluka telah hilang.”

Senin, 04 Mei 2015

Rahasia Ruangan Makam Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Alaa Aalihi Wa Sallam


Tidak seperti penutup Ka'bah yang setiap tahun harus di ganti, penutup ruangan Makam Nabi sangatlah jarang diganti, itu karena penutup makam itu terletak didalam ruangan tertutup dan tak pernah tersentuh oleh siapapun, terakhir kali diganti pada tahun 1971m, (biasanya di ganti setelah 100thn sekali) dan seorang wartawan Al Arabiya Omar Al - Midwahy, beberapa waktu lalu mewawancarai salah satu dari pekerja yang bertugas untuk mengganti penutup Makam Rasulullah, yaitu Syaikh Ahmad Sahirty, beliau adalah kepala divisi bordir di pabrik kain penutup Ka'bah dan Makam Rasulullah Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wasallam di Makkah. Saat melakukan tanya jawab ini umur Syaikh Ahmad sudah sangat sepuh (hampir 100thn).

Jumat, 01 Mei 2015

Perjalanan Menemukan Dzikir.

Perjalanan menemukan sebuah dzikir, tak ubahnya kita menemukan sebuah ketenangan bathiniyyah, yang mana tiap individu seorang muslim akan medapati sebuah jalan yang tidak sama dengan muslim lainnya. Tentunya hal ini terjadi karena tingkat rasa penerimaan dan keihlasan muslim yang berbeda-beda.