Akhirnya saya bersalaman dengan Cak Nun,
Emha Ainun Najib itu, di ujung teras Pendopo Kabupaten Temanggung. Saya
menyambutnya ketika turun dari Serena warna abu-abu,mencium tangannya,
mengiringinya menuju ruang tamu bupati, dan menunggunya ketika dia berbicara
dengan Pak Bupati, Pak Kapolres dan Pak Dandim. Kecuali rambut dan kumisnya
yang memutih, tak ada yang berubah dari dia: wajahnya, senyumnya, cara
berjalannya, masih sama dengan ketika kali pertama saya melihatnya lebih 25 tahun
yang silam sewaktu dia berceramah di Kampus ITN, Malang.