Belakangan ini muncul beberapa kelompok yang menuding bahwa sistem pemerintahan Indonesia adalah kafir (nidlam al-kufr), karena mengadopsi sistem pemerintahan yang lahir di luar Islam. Tudingan itu tampaknya terlalu gegabah. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengkaji persoalan tersebut dengan pikiran jernih, tidak emosional, dan mengedepankan maslahat. Pantaskah tudingan kafir dilayangkan hanya karena Indonesia menggunakan sistem demokrasi Pancasila?
Jumat, 03 April 2015
Rabu, 01 April 2015
Pentingnya Sanad Dalam Amaliyah Hizb / Wirid
Banyak kita temui kasus-kasus mengenai pengamalan sebuah hizib
oleh seseorang yang mengamalkan hizib tanpa bimbingan dan arahan seorang guru
alias (otodidak), dan orang itu menjadi gila, entah karena sebab banyak masalah
atau karena apa, yang jelas ini kehendak gusti Allah Sang Maha Berkehendak
Sesuka-Nya, sejujurnya itu menjadi keprihatinan tersendiri.
Kasus-kasus tersebut setidaknya mengingatkan kita bersama
pentingnya talkin wirid. Modin (ustadz di kampung) saja harus punya lisensi
dari lurah untuk menalkin mayit di kubur apalagi seorang mursyid kammil
mukammil, tidak hanya lisensi tapi juga eksperimen.
Disinilah pentingnya silsilah/sanad para guru karena wirid tidak
hasil mengamalkan sendiri tanpa bimbingan, ibarat sebuah untaian tasbih
pucuknya adalah baginda Nabi Shollallahu Alaihi Wasallam, jika yang bawah
bergerak maka secara otomatis yang lain ikut bergerak, ada kontinyuitas dan
kesinambungan dari atas hingga ke bawah. Jika tasbih itu terputus, maka
buyarlah ikatan tasbih tersebut. Begitu juga bila ber-hizib tanpa sanad yang
muttashil, maka terputus pula barokahnya, salah-salah malah mendatangkan bala’
bagi pengamalnya.
Selasa, 31 Maret 2015
Kebesaran Hati Alm. Abuya As Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki
Majalah Aljami’ah Almadinah Al-Munawwaroh, pernah memuat sebuah artikel dari
seorang pakar, yaitu Dr. Abdul Qodir Assindi (salah satu tokoh tetangga sebelah
di Madinah) yang berisi kecaman, hinaan, dan penghakiman terhadap pemikiran dan
pribadi Sayyid Muhammad bin Alawi Al maliki, sebagai propaganda yang mengarah
pada perbuatan bid’ah.
Tentu
saja artikel itu mendapat banyak perhatian publik sekaligus mengundang
keresahan umat, Khususnya kalangan Ahlus Sunnah Wal Jemaah. Sehingga beberapa
Ulama’ dan tokoh-tokoh pembesar dunia, menelpon beliau seraya menghibur abuya
Sayyid Muhammad. “jangan risau dan tidak usah menghiraukan tulisan Assindi”,
tidak ketinggalan beberapa santri beliau juga merasa geram dengan ulah Assindi
itu.
Jumat, 27 Maret 2015
Nasab Baginda Nabi Muhammad SAW Sampai Nabi Adam AS
Kelahiran nabi, kita mulai dari nasab Nabi SAW. Rasulullah
SAW sebagai manusia terbaik, sebagi nabi dan rasul terbaik itu semuanya apa
yang beliau lakukan, apa yang beliau miliki memiliki arti yang dalam bagi kita
hari ini. Itulah kenapa nabi menjadi uswatun hasanah (teladan yang baik). Termasuk masalah nasab. Kalau masalah
nasab bisa jadi kita berkata bahwa masalah lahir keturunan siapa bukanlah pilihan
kita. Tapi ada sisi yang secara nasab bisa menjadi pelajaran besar bagi kita.
Langganan:
Postingan (Atom)