Sayyid ‘Abdurrahman bin Muhammad Al-Masyhur mengatakan bahwa Abu Laits ra berkata:
Barang siapa duduk bersama seorang yang berilmu meskipun tidak dapat memahami sedikit pun ilmu yang disampaikan, maka dia telah mendapat tujuh kemuliaan:
Dia akan memperoleh berbagai keutamaan yang diperoleh oleh para penuntut ilmu.
Selama dalam majelis itu dia terhindar dari berbagai dosa.
Ketika keluar dari rumah menuju majelis ilmu dia mendapat rahmat.
Ketika orang-orang yang berada dalam majelis tersebut memperoleh rahmat, maka dia juga menerimanya.
Dia dicatat sedang melakukan ketaatan selama mendengarkan pengajian tersebut.
Jika hatinya merasa sedih karena sulit memahami apa yang disampaikan, maka kesedihannya ini menjadi perantara baginya untuk dekat dengan Allah Ta’ala. Sebab Allah berkata:
أَنَا عِنْدَ الْمُنْكَسِرَةِ قُلُوْبُهُمْ مِنْ أَجْلِيْ
“Aku bersama dengan orang-orang yang hatinya hancur karena-Ku.”[1]
Maksud kebersamaan Allah dalam hadis ini ialah Allah akan menghibur dan menolongnya.
Dia akan melihat kemuliaan orang yang berilmu dan kerendahan orang yang fasik.
Hatinya akan membenci kefasikan dan menyukai ilmu.[2]
[1] Disebut oleh Imam Ghazali dalam Bidayatul Hidayah sebagai Hadis qudsi tanpa perawi.
[2] Op. cit., hal. 7.
Dari Umar bin Khotob, Rosululloh saw telah bersabda:
“Orang yang berjalan menuju majelis Ta’lim, maka setiap langkahnya bernilai seratus kebaikan dan jika dia duduk dengan ulama tersebut serta mendengarkan apa yang dikatakannya, maka setiap kalimatnya bernilai seratus kebaikan”.
[Kitab Riyadhushsholihin, Imam Nawawi]
”Dari Abu Dzar, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: ”Wahai Abu Dzar. Hendaklah engkau pergi, lalu engkau mempelajari satu ayat dari kitab Allah, lebih baik bagimu daripada kamu shalat 100 rakaat. Dan hendaklah engkau pergi, lalu engkau mempelajari suatu bab ilmu yang dapat diamalkan ataupun belum dapat diamalkan, adalah lebih baik daripada kamu shalat 1.000 rakaat.”
(HR Ibnu Majah dengan sanad hasan).
Tentang keutamaan lainnya dari majelis ta’klim dapat pula kita fahami dari nasehat Luqmanul Hakim kepada puteranya:
”Hai anakku, ketika kamu melihat jamaah tengah berzikir (mengingat Allah atau membicarakan ilmu) maka duduklah bersama mereka. Jika engkau pandai, maka bermanfaatlah ilmumu, dan jika engkau bodoh, maka kau dapat menimba ilmu dari mereka. Sedangkan mereka mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan rahmat Allah, sehingga engkau akan memperoleh bagian pula.
dari Umar bin Khatab ra :
”Terkadang orang keluar rumah dengan menanggung dosa sebesar gunung Thihamah. Tetapi ketika ia mendengarkan ilmu yang dibahas di Majelis Ta’lim, dia merasa takut dan bertaubat. Maka ketika pulang dia menjadi bersih dari segala dosa. Oleh karena itu dekatilah Majelis Ta’lim, karena tiada majelis yang lebih mulia dari Majelis Ta’lim”
Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar